Senin, 21 November 2011

Nasionalisme = Indonesia + Sepakbola

Sebenarnya mau nulis dari tadi malam, tapi setelah sinyal modem terlihat awut-awutan, ya sudahlah nulisnya ditunda sampe pagi ini. saya rasa hampir semua blogger pasti gregetan buat nulis setelah apa yang terjadi tadi malam. hahaha.

memang berat sekali harus melihat kekalahan Timnas U-23 kita tadi malam. bagaimana tidak, setelah perjuangan pemain, ekspektasi penonton, ulasan para ahli, dan prediksi para gamblers, sayangnya Tuhan masih berkehendak lain. *sedikit dramatis*. tapi intinya saya super bangga dengan timnas u-23. memang klise, memang semua orang akan berkata demikian, memang kedengarannya sedikit menghibur diri, tapi berbeda dari kekalahan-kekalahan Indonesia di kesempatan yang lalu-lalu, kekalahan kali ini rasanya benar-benar melekat. bukan kekalahannya yang melekat, tapi perasaan bangga, semangat, dan yang paling penting adalah harapan. harapan besar terhadap bangsa sendiri.

Indonesia bukan negara dengan kondisi yang dapat membangun nasionalisme bangsanya secara otomatis. menjadi orang Indonesia berarti menjadi bagian dari bangsa yang berkembang dengan segala masalahnya. masalah-masalah yang sedikit demi sedikit menggerus nasionalisme, menumpulkan semangat kebangsaan, dan penurunan rasa persatuan. tapi, menjadi supporter Tim Nasional Sepakbola Indonesia, berarti sebaliknya.

menjadi supporter Timnas berarti menjadi bagian dari permainan membela bangsa yang harus dilakukan hingga titik darah penghabisan. untuk beberapa saat masalah indonesia hanya menjadi hal nomor ke sekian untuk dipusingkan. secara cepat nasionalisme menggetarkan tiap-tiap hati manusia negara ini. tiba-tiba tidak ada masalah rasisme, tidak ada diskriminasi geografis, tidak ada saling cemooh, tidak ada rasa saling memusuhi, tidak ada pesimisme, hanya ada satu: INDONESIA.

Indonesia yang harus dibela. saya yakin, baik pemain di dalam lapangan maupun para supporter di luar lapangan, seketika memiliki rasa cinta tanah air yang sama. rasa cinta tanah air sama meluap-luapnya. dan saat lagu indonesia raya dikumandangkan, kita merasakan perasaan magis yang sama, perasaan magis bernama: NASIONALISME. suatu perasaan yang mungkin dengan tiba-tiba pula akan kita lupakan beberapa saat lagi, sayangnya.

Saya senang kita masih bisa merasakan nasionalisme yang sama walupun hanya dalam sepak bola. katakanlah, daripada tidak sama sekali. saya kemudian mendapati diri saya memaknai kekalahan Timnas semalam tidak lagi sebaai hal yang harus disesali. karena menurut saya kita tidak kalah sama sekali. saya bukan pengamat sepakbola profesional, tapi saya sudah cukup lama menjadi penonton sepakbola untuk tahu bahwa permaian Timnas kita semalam sangat luar biasa. terlepas dari apa yang terjadi di lapangan, kita untuk sesaat telah memenangkan nasionalisme kita kembali. walau itu instan, walau itu hanya untuk sepak bola. setidaknya kita mulai belajar untuk mencintai negara ini kembali. dan cinta seharusnya membawa kepedulian, kepedulian mendorng pengorbanan, dan pengorbanan, entah sekecil apapun, sedikit demi sedikit akan membantu bangsa ini. jika kita memang mencintai bangsa ini, maka berkorbanlah untuk tidak merusaknya. berkorbanlah untuk tidak korupsi, berkorbanlah untuk tidak rasis, berkorbanlah untuk tidak menebang hutan secara illegal, berkorbanlah untuk tidak tawuran.

saya sadar apa yang saya kemukakan sedikit terlalu muluk-muluk, tapi saya juga yakin, tidak ada yang tidak mungkin. mungin suatu saat bangsa ini akan berubah, mungkin suatu saat kita akan mencintai Indonesia setiap harinya sebesar kita mencintai Indonesia di pertandingan sepak bola. mungkin suatu saat Timnas kita akan berlaga di Piala Dunia. mungkin suatu saat petinggi sepak bola kita akan mencintai Indonesia untuk kemudian mulai memperbaiki sepak bola nasional. mungkin suatu saat supporter kita akan cukup mencintai indonesia untuk tidak melakukan pengrusakan. mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk kita memulai belajar mencintai Indonesia di luar pertandingan sepak bola.

hari ini, saya sampai pada titik dimana saya bangga menjadi orang Indonesia. saya bangga memiliki Timnas yang bermain sangat baik. saya berharap suatu saat saya juga akan bangga memiliki pemerintahan yang bersih. atau suatu saat saya akan bangga hidup di negara yang orang miskinnya terpelihara dengan baik. atau suatu saat saya akan bangga menjadi bagian dari negara yang tidak terpecah belah. dan suatu saat saya akan bangga karena mahasiswa di negara saya tidak berkelahi dengan sesamanya. yah, cukuplah hari ini saya bersyukur karena masih bisa bangga terhadap Timnas dulu.

terakhir, saya hanya ingin mengirimkan doa untuk supporter yang meninggal semalam. saya hanya bisa berharap mereka diterima di pangkuan Tuhan yang Maha Baik.

Jumat, 11 November 2011

Ayo Membuat Resolusi

yang paling menjengkelkan dari memulai tulisan di blog ini adalah kolom judul yang letaknya di atas. begitu melihat kolom ini, biasanya, sesegar apapun ide di kepala saya, saya langsung nge-blank. nge-blank karena pop-up pertanyaan "tulisan saya harus dikasih judul apa ya?" yang kemudian membuat saya berfikir keras, dan ketika telah menemukan judul yang tepat, isi tulisan saya malah jauh melenceng dari judul. hahaha. entah sudah berapa banyak tulisan yang saya buang karena masalah ini. sayangnya.

kali ini saya sedang berfikir tetang tahun baru. wow, benar-benar tidak terasa tidak cukup 2 bulan lagi kita sudah sampai di tahun 2012. saya pribadi selalu semangat menghadapi tahun baru. bagi saya, dan beberapa orang lain saya yakin, tahun baru adalah permulaan baru, harapan baru, cita-cita baru, dll. setiap awal tahun saya selalu membuat catatan mengenai hal-hal yang ingin saya capai di tahun tersebut. contohnya di awal tahun ini, saya menulis beberapa resolusi pencapaian seperti "good toefl score" atau "bisa menyetir dengan lebih baik" *hehe, atau "bisa keluar negeri" dll. intinya segala hal yang menurut saya harus menjadi bagian dari diri saya doi tahun tersebut. dan terbukti, dengan adanya resolusi-resolusi tersebut, saya lebih terpacu, lebih fokus, lebih semangat mencapai mimpi saya.

akhir tahun ini rencananya saya akan membuat resolusi-resolusi baru lagi. beberapa resolusi mulai terpikirkan. seperti memulai usaha handycraft dengan kakak saya, yang saat ini sedang dalam proses berpikir. hehehe. atau resolusi untuk mulai menulis buku, yang akhir-akhir ini sering sekali saya pikirkan sebelum tidur. memang kadang beberapa resolusi terdengar terlalu "ngimpi", tapi, kalo untuk mimpi saja kita takut, lantas kapan kita bisa mencapai hal-hal yang besar?

hal lain yang lebih menarik bagi saya adalah melihat resolusi yang saya buat tahun lalu untuk dicapai tahun ini. berapa resolusi yang terealisasi dan berapa yang tidak. dengan kembali melihat resolusi tahun lalu, saya merasa leih mudah mensyukuri apa yang diberikan oleh Tuhan. kadang saya memang menyesali beberapa resolusi yang tidak tercapai, tetapi selalu ada yang dapat menghibur saya. BONUS. yap, setiap tahun, saya selalu mendapatkan bonus. yang saya maksud bukan uang pastinya. bonus yang saya maksud adalah hal-hal yang tidak tertulis di resolusi saya namun berhasil saya capai. bonus ini bahkan biasanya lebih besar dari resolusi saya. inilah bukti betapa Tuhan menyayangi makhluk ciptaanNya. dan dari sinilah saya belajar, bahwa selalu ada hal yang dapat disyukuri dalam hidup ini.

sekarang saya sedang mengambil ancang-ancang untuk menyusun daftar resolusi tahun 2012 saya. saya sedang membangun mimpi saya yang lebih besar. jadi, kenapa anda tidak mencobanya juga? saya menjamin tidak akan ada ruginya. kalaupun nantinya tidak ada yang terealisasi, setidaknya, daftar tersebut akan membantu kita untuk melakukan satu hal. evaluasi. :)

Jumat, 07 Oktober 2011

Saya Benci Stereotip

mengutip dari wikipedia, stereotip adalah

"pendapat atau prasangka mengenai orang-orang dari kelompok tertentu, dimana pendapat tersebut hanya didasarkan bahwa orang-orang tersebut termasuk dalam kelompok tertentu tersebut".

dengan adanya definisi mungkin secara tidak langsung kebencian saya mulai dapat terbaca asal-muasalnya. Yep, saya benci prasangka generalisasi yang sering kali dilontarkan orang orang tanpa sengja kepada saya atau orang orang disekotar saya. Contoh yang paling standard adalah:
saat saya tidak sengaja bertemu teman di mall,
"halo, kamu sama siapa?"
"sendirian"
"ya ampun, kasian banget..."
atau
"serius sendirian?"
atau
"ngapain ke mall sendirian?"
atau yang lebih parah
"hahahaha"-diketawain -_-"
saya yang awalnya hanya jengkel biasa lalu bertanya ke teman saya, emang apa salahnya ke mall sendirian? kata teman saya itu karena kita cewek, kemana-mana harus bareng seseorang, plus kalo ke mall sendirian kesannya single banget, cenderung menyedihkan.
APA??!!
jengkel saya langsung berkalikali lipat.

menurut saya, ga ada hubungannya sama sekali ke mall sendirian dengan fakta bahwa saya perempuan. kalo dikaitkan dengan status single atau taken, malah lebih aneh lagi. emang pacar semacam ransel yang harus ngikut di punggung kemana mana?

saya benci stereotip karena tiba tiba saya sadar betapa banyaknya hal-hal yang tidak kita lakukan karena terhambat stereotip yang hidup di masyarakat.
  • cewek tidak mahir mengemudi, akhirnya bikin cewek-cewek down dan mengemudi dengan tidak pede yang berakhir mengemudi dengan tidak mahir (beneran).
  • cowok tidak pandai memasak, akhirnya cowok cowok jadi malas masuk dapur dan akhirnya emang beneran ga bisa masak apa-apa.
  • cowok berantakan, akhirnya cowok-cowok yang sebenarnya rajin beres-beres jadi malas karena takut dikatain banci.
  • cewek ga bisa manjat kelapa, akhirnya cewek-cewek jadi takut manjat kelapa karena nanti disangka beruk.
  • nenek-nenek ga bisa kayang, akhirnya nenek-nenek jadi malas senam lantai.
hahaha... intinya sebenarnya tidak se-persis contoh contoh di atas, hanya saja coba deh, berapa banyak hal-hal yang tidak kita lakukan karena terhalang stereotip yang muncul dan hidup di masyarakat. karena stereotip adalah anggapan bagi suatu kelompok, maka dengan melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan sterotip kita takut dianggap bukan bagian dari kelompok tersebut. iya kalo stereotipnya positif, kalo negatif gimana? misalnya, anak geng pasti seneng berantem, trus kalo geng nya ternyata geng kerja kelompok ato geng ngerjain tugas bareng, emang mau berantem gimana? "pokoknya soal ini pake rumus phytagoras!!" "nggak, itu pake Rumus Newton!" trus brantem aja gitu biar dikatain anak geng. halah, jadi melenceng -_-".

intinya sebenarnya, saya benci dianggap sama dengan orang kebanyakan. kalo ke mall harus sama teman, atau pacar (yang saya ga punya), kalo mau gaul harus dengan lagu-lagu yang lagi in (hamil duluan, alamat palsu), kalo mau keren harus nge-fans sama MU atau Barcelona (padahal offside aja ga tau artinya apa), atau kalo mahasiswa harus ikut demo (padahal yang ikut demo banyak yang malah foto-foto sambil pura pura orasi biar nantinya profpict-nya keren).

akhir-akhir ini saya jadi sering berfikir, memangnya ga bisa saya cukup jadi "saya" tanpa label lain yang mengikuti, ga bisa teman saya yang etnis tionghoa cukup jadi "dia" saja tanpa embel-embel cina, atau teman saya yang suku papua cukup jadi "dia" saja tanpa embel-embel hitam atau papua dibelakangnya?

karena, sebuah label pada seseorang akan diikuti stereotip di belakangnya dan pada dasarnya pada detik itu juga kita telah menghakimi orang tersebut dengan hal-hal yang tidak relevan hanya karena satu generalisasi prematur yang pada akhirnya menghasilkan diskriminasi... indonesia sekali..

Minggu, 11 September 2011

My Bad

Seriously. Salah satu kebiasaan buruk saya adalah sulit menyelesaikan sesuatu yang sudah saya mulai. Misalnya, ga usah jauh jauh, artikel saya di blog ini, ada beberapa yang seharusnya bersambung, but guess what? Ga ada sambungannya. hahahah.. contoh lain, saya selalu memulai proyek-proyek kecil, bikin album foto buat seseorang, atau buat notes yang rencananya bakal jadi buku catatan saya selama semester ini, pasti ujung ujungnya terbengkalai. hehehe..

akhirnya saya sadar yang salah sebenarnya apa. saya selalu bermasalah dengan hal hal yang tidak ada batas waktunya. yang ga ada deadlinenya. kalo tugas yang ada deadlinya, saya sampe bela-belain ga tidur sampe tugas saya selesai. tapi coba kalo ga ada deadlinenya. ujung-ujungnya pasti ga selesai. aneh deh. memang ini kebiasaan buruk, dan saya sadar-sesadar sadarnya kalo saya harus lebih rajin, tapiiiii..... yah setidaknya saya sudah mengidentifikasi masalahnya. hehe

jadi.... doakan saja saya bisa cepat berubah. biar blog saya banyak isinya.. hehe

Senin, 11 April 2011

menggelandang di Malaysia part 2.. :p

hahaha...melanjutkan yang kemarin nih..
setelah akhirnya hampir pingsan karena harus nunggu bus setengah jam lagi dengan nasib yang belum jelas...akhirnya bus yang ditunggu tiba juga. busnya ber-AC, bersih, supirnya baik, mirip salah satu dosen saya, hehe, plus boleh ngecharge handphone gratis di dashboard busnya (tapi cuma nokia)..
nyampe di salak tinggi trus naik fast train ke terminal bersepadu selatan. melewati putra jaya dan cyber jaya. berhubung di kampung halaman ga ada fast train model ginian, kita jadinya heboh foto-foto. eh, ujung2nya malah difoto sama orang india. mungkitn mau diposting di blognya dia sendiri sambil dikomentarin "budak-budak indon tak pernah naik train" -hehe...negative thinking-
setelah tiba di station yang berseberangan dengan TBS (lupa nama station nya), kami untungnya ketemu bapak-bapak yang baik. kami ditemani sampai ke kounter tiket yang jual tiket bus ke singapore. sebelum itu, just fyi Terminal Bersepadu Selatan (TBS) adalah terminal bus baru di Malaysia, sebagai orang Makassar-yang Bandaranya masih baru dan menurut teman-teman dari kota lain paling bagus-, begitu nginjakkan kaki di terminal ini langsung tengsin berat. hahaha.. si TBS ini keren sekali. ada papan keberangkatan-ketibaan yang lengkap dan super besar. bangunannya snediri terdiri dari 4 lantai. lantai 1 dan lantai 2 jadi terminal keberangkatan, lantai 3 lokasi penjualan tiket dan ruang tunggu, lantai 4 diisi dengan foodcourt.
dengan ditemani si bapak-bapak yang baik itu, kami menuju konter tiket. hampir seluruh konter sudah ditutup dengan tulisan "go to the next counter". untunglah masih ada konter yang buka. si bapak-bapak lalu bertanya ke petugas.

daaaaan.......

ternyata........

jeng jeng jeeeeeng.......

semua tiket ke singapore untuk malam itu habbeees...
si bapak-bapak melihat kami dengan pandangan "gimana ngomongnya yah..." dia lalu menjelaskan ke saya. saya bilang ga papa, saya ngerti. saya bilang terima kasih, mulai dari sini saya bisa handle sendiri. akhirnya si bapak persi stelah sebelumnya nanyaik ke petugas itu apa kita boleh nginap di sini malam ini. si petugas bilang boleh. untuk smentara beres.

saya kemudian nanyain tiket yang paling pagi buat besoknya. jam 7.30, tenyata full juga. jam 8 ternyata full juga. jam 9 full juga. setengah frustasi akhirnya saya nyuruh si petugas tiket nyariin saya bus tercepat buat ke singapore besok. adanya jam 11. ya sudahlah.. kalo ga salah harganya 39 ringgit malaysia dengan bus konsortium express 27 seat. yah...lumayaaan.. sekarang tinggal nyari tempat buat tidur malam ini.

tiba-tiba terlihatlah tanda arah ke Mushallah. Horeee... kita bisa sekalian tidur di mushallah. bereslah urusan tidur malam ini. akhirnya semalaman kami berlima tidur di mushallah. yang super dingin karena AC nya full. yang tidur di mushallah ternyata banyak, jadi rasanya ga terlalu ngegembell di negeri orang. karena lapar, kita berniat makan malam di lantai atas. karena mbak serena van der woodsen a.k.a. ayu bawa bekal, jadinya dia ditugaskan jaga barang sementara jkita nyari makan. niatnya mau makan di KFC, baru beberapa langkah eh, si petugasnya nyuruh kita keluar. ternyata udah tutup. yaaah...

akhirnya kita makan di tempat makan prasmanan india-india yang ada tanda halalnya. makannya nasi goreng, sama ikan sarden plus air mineral. semuanya 4 ringgit. 12 ribu rupiah. yeeee...muraaaaah... enaknya tempat itu full sinyal buat online dan ternyata buka 24 jam. kalo ga mikir ayu sendirian di mushallah, kita mungkin udah nongkrong sampe pagi di situ.

stelah semalaman nunggu dengan tidur yang tidak nyaman karena dingin dan bolak-balik pipis, akhirnya pagi juga. kita lalu bersih-bersih, sarapan popmi di seven eleven, foto-foto ga jelas. akhirnyaaa... kita berangkat juga ke Singapore. yeeeeee.... akhirnya menggelandang di malaysia selesai juga.

tinggal satu lagi yang perlu dikhawatirkan. imigrasi Singapore yang katanya ketat...

dilanjut nanti yaaaa....
cheers :)

Jumat, 08 April 2011

harvard world model united nation!!! episode: menggelandang di malaysia

WOW. Kalau ada kata pertama yang paling pantas untuk gambarkan pengalaman ini adalah "wow". dan saya bahkan tidak tahu apakah "wow" adalah sebuah kata resmi atau bukan. jadi postingan kali ini rencananya akan menceritakan pengalaman saya ikut Harvard World Model United Nation. Tapi entah kenapa saya hari ini lebih mood nulis tentang pengalaman perjalanan saya dibandingkan pengalaman kegiatan MUN saya. hehehe

secara umumnya kami ber-16 (saya, bon, ayu, kak riri, firda, ujha, kak narti, iona, ibot, biondi, kak acha, kak achi, bama, riri, satky, dan vino) berangkat dari Makassar sebagai delegasi UNHAS dalam World Model United Nation. dengan berjibaku sejak bulan Oktober hingga H-1 jalan sana sini membawa proposal minta dana, jualan-jualan pin yang sampai skarang belum terjual semua, hingga mengadakan Unhas Mini Model United Nation yang tujuannya buat ngumpul dana tapi malah defisit, akhirnya kami berhasil berangkat juga...

dimulai dengan keberangkatan ke Singapore via Malaysia pada tanggal 11 sore.. kemarin sebenarnya niat saya dan beberapa wanita lainnya (ayu, bon, firda, dan kak narti), mau berangkat makassar-malaysia kemudian dilanjut dengan malaysia-singapore semua dengan maskapai air asia sama seperti beberapa teman yang lain. tapi berhubung kami sempat amnesia sesaat (hehe) dan berujung pada penundaan tak berkesudaan atas pembelian tiket, pada hari kami mem-booking tiket, yang tadinya seharga 1,8juta untuk rute di atas pulang pergi, membengkak menjadi 2,5juta. yaaaah.... akhirnya dengan sok yakin saya dan beberapa wanita nekat tadi memilih hanya mengambil penerbangan makassar-malaysia PP dengan harga 1,6juta. yang mayaaaan... dengan rencana begitu nyampe LCCT langsung ke KLCC buat ngambil train ke singapore. waktu itu setelah berseluncur di dunia maya mencari informasi, saya menemukan bahwa masih ada train ke Singapore pukul 23.30 dengan harga sekitar 30 ringgit. berbekal informasi itu, saya memberanikan diri (dan para wanita lainnya) bahwa kita bisa tiba di Singapore tanggal 12 pagi. menghemat biaya akomodasi semalam. mayaaaan...

begitu tiba di LCCT, kami dengan santainya mengantri di konter Imigrasi sambil sesekali menertawakan teman-teman yang harus segera check in kembali untuk berangkat ke singapore. dengan segala kesantaian dan kenaifan kami, kamipun berjalan ke pintu keluar dan mencari konter informasi untuk bertanya. setelah menemukan konter tourism malaysia, kamipun bertanya mengenai kereta menuju Singapore.

daaaan.......

ternyata.........

si lelaki penunggu konter mengatakan bahwa.... kereta terakhir yang berangkat ke singapore baru saja berangkat pukul 08.00, dan jam di saya menunjukkan waktu sekitar pukul 08.30. apes... inilah yang saya khawatirkan, saya mungkin telah menggantungkan harapan pada situs yang tidak update. mungkin kereta yang berangkat pukul 23.30 itu ada di tahun 2007. sebenarnya saat itu saya curiga bahwa si lelaki pengunggu konter juga tidak yakin dengan jadwal kereta ke singapore sehingga saya sempat berpikir untuk tetap ke KLCC siapa tahu ternyata masih ada kereta. tetapi, mengingat saya sedang di negara orang dan tidak tahu apa-apa dan saya juga tidak berani gambling dengan nyawa 4 wanita di tangan saya, akhirnya saya mencari alternatif lain untuk ke Singapore. dan si lelaki penunggu konter mengatakan kalau saya ke Terminal Bersepadu Selatan sekarang, saya masih bisa naik bus ke Singapore. setelah barkonsultasi dengan 4 wanita yang lain, akhirnya kami memilih ke TBS untuk mencari bus. untuk ke TBS kami harus naik fast train dengan biaya sekita 10 ringgit.

setelah membeli tiket fast train, berangkatlah kami ke TBS. dimulai dengan naik Bus ke Salak Tinggi (tiket fast train tadi sudah termasuk bus ini) yang merupakan stasiun fast train pertama dan yang terdekat dengan LCCT. menurut instruksi petugas fast train, kami harus menunggu bus bergambar fast train di depan terminal keberangkatan. di depan terminal keberangkatan, kami dan koper seabreg-abreg kami kemudian mencari-cari bus tersebut. di seberang jalan kami melihat bus yang dimaksud, tapi karena tidak yakin, akhirnya saya berinisiatif untuk ke tempat bus itu duluan untuk bertanya, baru kemudian jika bus itu benar bus yang akan kami tumpangi, barulah saya akan memanggil teman-teman yang lain.

sayapun bertanya kepada si petugas dengan bahasa inggris yang dijawab dengan bahasa melayu supercepat yang pada akhirnya kata yang saya tangkap adala dia menanyakan tiket saya. saya lalu kembali ke rombongan saya, mengambil tiket dan menunjukkan kepada si petugas. si petugas dengan cuek ngerobek tiket saya dan nyuruh saya naik bus. heh? ternyata penumpang lain udah pada di atas. wah sial, teman-teman saya masih berada di seberang bersama koper-koper yang super banyak. gimana caranya supaya mereka juga bisa langsung ke bus. sayapun spontan loncat-loncat manggil mereka sambil melambai-lambaikan bendera putih. hehehe...nggak ding, intinya saya lompat-lompat kayak kesurupan yang saya yakin kalo ada petugas imigrasi yang liat saya bakal dideportasi langsung dengan tuduhan penyakit kejiwaan. daaaan... tidak ada yang melihat saya karena terhadang mobil-mobil yang lewat. saya pun pasrah, begitu juga si petugas, begitu juga si super bus, begitu juga para penumpang yang budiman, dan bus pun berangkat.

petugasnya hanya bilang (dalam bahasa melayu supercepat, tapi intinya kayak gini):
"kalian tunggu bus berikutnya saja."
saya bertanya:
"berapa lama bus berikutnya datang?"
dia menjawab:
"setengah jam lagi."

dan hampir saja saya mengalami pingsan pertama saya di negeri orang...

*cerita lainnya dilanjut nanti yaaaaa....

Senin, 20 Desember 2010

saya dan organisasi (part 1)

Entah kenapa di suatu malam yang dingin *halah*, pikiran saya tidak sengaja ter-flash back ke kegiatan-kegiatan saya selama ini. sejak TK hingga kuliah saat ini, entah kenapa saya selalu punya kegiatan non-akademik disamping kegiatan akademik saya. saya bukan organisatoris, saya memilih untuk mengklaim diri saya sebagai "orang yang senang beraktivitas" walaupun kadang saya antisosial. kadang..

tulisan kali ini tidak bertujuan untuk mengeluh tau menggugat. ini hanya murni bernostalgia. mengingat masa-masa yang telah habiskan di luar rumah. mungkin karena akhir-akhir ini hujan, satu-persatu ingatan masa lalu ikut menyeruak seperti uap-uap aspal panas setelah hujan. ups. sebelum saya semakin puitis tanpa juntrungan dan laptop/hp/komputer anda rusak karena terkena muntahan anda saat membaca tulisan jelek saya, lebih baik saya mulai bernostalgia...

TAMAN KANAK-KANAK
saya duduk di bangku TK di umur 5-6 tahun. saya duduk di bangku TK selama 2 tahun. tidak, saya tidak terus-terusan duduk selama 2 tahun duduk di bangku saya di TK Al-Ikhwan. kadang berdiri, meloncat, berguling-guling, kadang berlari ke WC, kadang digendong ke WC sekolah karena pipis celana. yah, dulu saya kadang pipis celana di TK. bukan di SD, SMP, SMA, apalagi Kuliah. hehe...
saya ingat di jaman saya TK, saya berkelakuan lebih mirip lelaki daripada perempuan. mungkin karena bapak saya yang selalu bereksperimen dengan rambut saya yang alhasil selalu berpotongan lelaki. mungkin juga karena memang saya lebih dekat ke bapak saya dibanding ibu saya. tiap hari saya ikut ke kebun jagung kecil di belakang rumah. sementara bapak saya mengurus kebun, saya menangkap belalang, kumbang, ikan di sungai kecil, dan kadang kura-kura nyasar dari saluran air.
kembali ke kegiatan di luar sekolah. kehidupan TK saya di tahun pertama dihabiskan dengan latihan angklung untuk acara perpisahan siswa TK B. saya tidak berlatih sebagai pemain angklung. saya berlatih sebagai semacam konduktor sederhana yang menunjuk papan not lagu agar pemain tahu kapan saatnya mereka membunyikan angklung mereka. jadi tempo lagu berada di tangan saya. kalau saya menunjuk dengan membabi buta, maka lagu Ibu Kita Kartini akan menjadi amburadul dan berubah aliran.
kegiaan lainnya adalah bernyanyi trio. tiap hari saya berlatih keras dengan mendengarkan kaset lagu yang akan saya nyanyikan. saya tidak ingat acara apa yang membuat saya menggadaikan rasa malu demi bernyanyi trio. dan lagu spektakuler yang telah saya nyanyikan dengan sepenuh jiwa dan raga adalah lagu.......SILUMAN ULAR PUTIH. setelah acara tersebut, saya dipanggil Si Ular Putih oleh anggota keluarga saya yang lain.
cukup sudah dunia TK saya. selain 2 kegiatan spektakuler saya tadi, hari-hari saya di TK saya habiskan dengan bermain Geng2an dengan teman laki-laki saya, menyebar isu "besok kiamat" yang membuat anak-anak perempuan kelas saya menangis ketakutan, main ayunan tinggi-tinggi sampai guru saya stress menyuruh turun, menumbuk daun-daunan hijau sampai ibu saya -jika diberi pilihan- lebih baik membakar seragam saya dibandingkan mencuci baju saya yang penuh noda, dan mengganggu anak lain yang menumpang mobil antar-jemput sampai menangis. selebihnya, saya anak yang manis.

SEKOLAH DASAR
kehidupan SD saya sedikit lebih berwana. saya duduk di bangku SD sejak tahun 1997-2003, tepat 6 tahun, tanpa tinggal kelas.
di bangku SD saya berkembang sebagai siswi yang lumayan pintar (ehm). ranking saya selalu bagus, tidak pernah keluar dari 10 besar. sebenarnya ini tidak begitu prestisius, mengingat angkatan saya hanya berjumlah 24 orang. otomatis persaingan tidak seberat yang anda bayangkan.
kegiatan saya di bangku SD sebenarnya selalu berputar di kegiatan akademik. mengikuti lomba-lomba yang diselenggarakan sekolah. sebut saja lomba baca puisi, cerdas cermat, pidato, mewarnai, merangkai bunga, tarik tambang, dll.. saya sering menang lomba tapi tidak sebagai juara satu. paling banter juara 2. jadi di masa SD, bisa dibilang ibu saya sangat jarang membeli tempat bekal atau gelas plastik atau tempat pensil atau buku diary, karena tiap kali saya menang lomba, hadiahnya berputar pada 4 benda tersebut.
aktifitas outdoor yang sering saya lakukan adalah berenang, mengingat di belakang rumah saya terdapat danau. selain itu, di kelas 5, saya dan beberapa teman saya (lina, randy, pangky, ari husain) membuat komplotan bermain. setiap sore dan hari libur kami menjelajahi daerah rumah kami. menggelandang berkeliling, menetapkan bangunan tertentu sebagai markas, dan mencari benda-benda aneh. pernah suatu hari kami menemukan satu kantong plastik berisi kerang-kerang laut di dekat kamar eseorang di asrama karyawan bujangan INCO. kami lalu mengambilnya, tanpa minta izin, dan akhirnya kami dibayar kontan oleh Tuhan. kami pulang dengan telapak tangan gatal dan bengkak.
pernah pula suatu hari kami diberi sekantong marshmallow oleh ibunya Randy yang setelah kami makan, kami berkesimpulan bahwa marshmallow rasanya seperti gabus. memang lidah kampung tidak bisa menipu.
pernah juga saya dan beberapa teman diharuskan untuk belajar di expat school (sekolah khusus untuk anak-anak ekspatriat) 2 jam setiap minggu. lucunya, yang kami lakukan sama sekali bukan belajar. kami bermain monopoli (yang uangnya tidak sengaja dirobek oleh lina. hehe), kelerang, game komputer, dan beberapa permainan internasional yang tidak kami ketahui namanya.
intinya, masa SD saya penuh pengalaman baru. walaupun dengan teman-teman kelas saya yang hampir tidak pernah berubah. kurang lebih 24 orang yang sama sejak kelas satu hingga kelas 6.

ummm... untuk SMP, SMU, dan masa kuliah, di post berikutnya yaaah....