Sabtu, 07 Juni 2014

Malam Minggu!

Helloooo!!
Aduh kasian blog saya ini. Mulai terbengkalai. Mumpung saya ada waktu di sela-sela mencuci pakaian di hari minggu yang sepertinya bakalan mendung ini, saya ingin cerita sedikit tentang malam minggu saya. Hehe

Jadi, sebagai seorang perempuan single, malam minggu tidak pernah saya identikkan dengan malam ngedate bareng pacar. Malam minggu biasanya saya habiskan dengan nonton sepakbola di televisi atau jalan bareng teman kalo kebetulan lagi ada event yang asik. Jarang sekali malam minggu saya habiskan dengan nongkrong atau kongkow-kongkow ngga jelas. Mending di rumah baca buku. Ah, saya baru sadar betapa nerdy nya saya.

Masalah datang ketika akhirnya liga telah berakhir. Tidak ada lagi pertandingan sepakbola di akhir pekan. Saya terpaksa menggantungkan harapan per-malam-minggua-an saya pada event-event asik di kota Makassar. Agak heran juga sih kenapa malam minggu ini jadi penting sekali untuk dihabiskan di luar rumah. Masalahnya saya orangnya gampang bosan. Makanya saya berteman dengan buku. Tapi kalau ada pilihan antara nonton teater, atau pagelaran seni, atau apapun itu dibandingkan baca buku, di malam minggu, saya lebih memilih keluar rumah. Berkumpul dengan teman-teman yang asik sambil nonton pagelaran seni yang asik pula jadi pilihan utama saya.

Nah, hal yang kemudian patut saya syukuri adalah Makassar hari ini punya banyak sekali tawaran event asik untuk menghabiskan malam minggu. Seperti semalam, tak tanggung-tanggung 3 event asik menghiasi malam minggu di Makassar. Ada Makassar International Writer Festival di Benteng Rotterdam, ada midnight sale yang mendatangkan Dialog Dini Hari, lalu ada konser band Dissonant Nation di kampus Unhas. Pusinglah saya mau ke mana. Hahahah. Akhirnya semalam saya dan teman-teman saya main-main ke MIWF lalu lanjut nonton Dissonant Nation di kampus. Walaupun sempat terjebak macet hampir 2 jam di jalan.

Event-event macam inilah yang bikin malam-malam minggu perempuan pembosan yang masih single macam saya jadi menyenangkan. Malam minggu lalu saya habiskan dengan nonton film Prancis di Benteng Rotterdam. Gratis pula! Beberapa minggu lalu, malam minggu saya jauh lebih menyenangkan karena bisa nonton Monolog di Gedung Kesenian. Cuma bayar 10 ribu.

Sudah hampir setahun belakangan ini event-event seni yang asik mulai menarik minat saya. Semakin menyenangkan karena Makassar sudah sangat ramah dengan event-event macam ini. Hanya sayang terkadang publikasinya kurang kenceng. Hehe.

Sepertinya, setelah nanti tak lagi single pun seperti inilah malam minggu ideal saya. Sekarang peer nya tinggal nyari orang yang ideal aja. Hahahha.

Sudah dulu, ya! Cucian saya belum dijemur.
Ciao!

Minggu, 20 April 2014

Mimpiin Mantan di Siang Bolong

Hari Minggu berarti hari tidur siang buat saya. Mungkin buat orang lain juga, sih. Apalagi hari Minggu yang panas macam hari ini. Paling enak tidur siang di ruangan yang sejuk.

Tapi oh tetapi, tidur siang saya selalu terganggu dengan mimpi-mimpi yang aneh. Beda dengan tidur di malam hari yang mimpinya lumayan "kalem" dan malah kadang membingungkan, tidur siang mimpinya suka aneh-aneh. Saya lebih sering mimpi hantu-hantuan kalo tidur siang. Kalo tidur malam jarang sekali terganggu mimpi buruk. Mungkin ada hubungannya dengan aktifitas otak, nantilah saya cari tahu.

Siang ini, barusan, saya kembali mimpi aneh. Sangat jelas dan aneh. Mimpi mantan. Zzzzz.. Penting banget dia dimimpiin sama saya. Yang aneh adalah saya bahkan tidak pernah teringat dengan mantan yang ini. Lagipula sudah lama sekali saya tidak ketemu dia. Katakanlah sudah 8 tahun. Eh kenapa tiba-tiba muncul di mimpi? Aneh!

Di mimpi saya, saya cuma ngobrol sama dia. Seperti teman yang lama tak bertemu. Hmmm mungkin gambaran yang tepat tentang bagaimana jika suatu saat saya ketemu lagi. Ohiya, jangan mikir macam-macam dengan mimpiin mantan ini. Saya dan dia dulunya sahabatan, lalu tiba-tiba pacaran. Jadi ya.. sudah bisa tertebak hubungan kami seperti apa. Canggung, lebih asik jaman kami masih sahabatan. Pacaran rasanya malah tidak nyaman. Setelah 6 bulan putus lalu kami kembali berteman. Beberapa kali ada pembicaraan untuk balikan, tapi setelah ingat-ingat jaman pacaran dulu, akhirnya jadi males juga. Beberapa hubungan memang lebih baik tetap di taraf pertemanan.

Mungkin saya kurang doa sebelum tidur, makanya siang-siang mimpiin mantan. Hehe

Selasa, 25 Februari 2014

Cerita-cerita Bapak

Hari ini, tiba-tiba saya teringat kebiasaan bapak saya bercerita saat saya masih kecil. Beberapa tulisan yang lalu saya pernah bercerita tentang bedtime story yang selalu bapak saya ceritakan saat tidur siang. Little Red Coat dan Tom Thumb. Kali ini saya teringat kalau diluar waktu tidur siang bapak saya juga senang bercerita.

Salah satu cerita yang paling saya ingat adalah fabel tentang sepasang rusa. Cerita ini tidak berjudul. Jika saya ingin diceritakan kisah ini, saya selalu bilang "Pak, ceritakan ka Sepasang Rusa." Seakan-akan "Sepasang Rusa" adalah judul cerita itu. Ceritanya lumayan sedih untuk ukuran saya yang masih TK dan awal SD. Si rusa betina yang ditembak pemburu dan rusa jantan yang lari lalu jatuh di jurang. Tragis sekali! Oh iya, cerita ini juga ada lagunya. Biasanya saya minta Mamak saya yang menyanyikan lagunya. Di akhir cerita saat si rusa jantan masuk jurang mata saya sudah berkaca-kaca. Suatu hari, Mamak saya membeli selimut bulu tebal bergambar dua ekor rusa. Jadilah selimut itu dinamakan....selimut sepasang rusa. Sekarang selimut sepasang rusa telah dipensiunkan dan bertengger manis di atas lemari. Terlalu tebal untuk iklim Makassar yang panas.

Cerita lain adalah cerita tentang Lai' Bonna dan So' Lalong. Kalau saya tidak salah ini adalah cerita rakyat dari daerah Toraja atau Enrekang. Ada juga yang mengenal Lai' Bonna sebagai Lebonna. Semacam itulah. Saya lupa-lupa ingat dengan cerita ini. Intinya tentang sepasang kekasih yang salah satunya mati. Ada lagunya juga. Tapi karena saya tidak begitu fasih bahasa Enrekang, jadi saya sudah tidak begitu ingat dengan syairnya. Sudah lama juga bapak saya tidak menceritakan cerita ini. Dulu bapak saya senang menceritakan kisah ini saat mati lampu. Dan seperti biasa saya gampang sedih jika mendengar cerita ini.

Lucu juga kalau mengingat bapak saya yang dulu mekanik alat berat, sehari-hari bekerja di bengkel, tapi senang berceritera. Cerita bapak saya kebanyakan fabel. Beberapa diantaranya masih saya ingat sampai sekarang. Siap untuk diteruskan ke anak saya kelak. :D