Selasa, 17 Januari 2012

Indonesia dalam ChickLit Learning Curves :B

Akhirnya ngepost lagi. Beberapa hari belakangan saya sedang menjalani aliran hidup baru berbasis ajaran Zen, yaitu hidup sederhana. Bukan karena ajaran Zen nya sih, tapi lebih karena saya emang kere ga punya duit. Heheh. Pulsa modem habis, dan saya belum punya uang buat ngisi lagi. Jadi hari ini saya ngepost dengan modal minjem laptop Bon a.k.a Sri Rahayu dan dengan mengandalkan jaringan internet kampus.

Hari ini saya cuma mau bercerita tentang buku yang saya baca tadi malam nonstop. Lagi-lagi karena saya kere se kere-kerenya, saya hanya bisa nyewa buku, tidak sanggup untuk beli baru. Dan pilihan saya jatuh pada ChickLit serial The Single Happy yang judulnya Learning Curves karangan Gemma Townley. Learning Curves ini diterjemahkan dalam bahasa Indonesia dengan judul Misi Rahasia.

Setelah saya baca, jeng jeeeeengg.... ternyata buku ini bercerita tentang penyelidikan seorang cewek yang bernama Jenifer Bell di sebuah perusahaan konsultan milik ayahnya sendiri. Si Jen menyelidiki apa? Dugaan keterlibatan perusahaan konsultan ayahnya pada korupsi di Indonesia. Ya, di Indonesia. Ceritanya, setelah 2 tahun tsunami menerjang Aceh, kembali terjadi gempa bumi. Rumah-rumah yang dibangun dengan uang donasi bagi para korban tahun 2004 secara mengejutkan kembali hancur karena gempa. Dicurigai bahwa perusahaan yang memenangkan tender untuk membangun rumah-rumah tersebut, membangun tidak sesuai standard. Dikhawatirkan terjadi penyuapan antar perusahaan tersebut dengan pemerintah Indonesia terkait proses tender tersebut.

Pada dasarnya buku ini bercerita tentang ke-galau-an Jen yang harus menyelidiki ayahnya sendiri yang telah meninggalkannya sejak usia 13 tahun. Ditambah munculnya seorang cowok tampan dan ibunya yang ternyata pernah berselingkuh yang membuat hidup si Jen ini makin ruwet. Tapi, fakta bahwa negara yang dipilih penulis sebagai lokasi kasus yang mendasari penyidikan adalah Indonesia. Yang notabene memang sendang carut marut dengan korupsi. Ada hubungannya dengan kondisi Indonesia saat ini? Wallahualam.

Lumayan banyak juga buku karangan luar yang pernah saya baca yang mencatut nama Indonesia walaupun tidak bersifat konstektual. Lebih bersifat anekdot. Di sebuah buku yang berjudul Planet Janet, ibu si Janet lagi marah karena Janet memasukkan pakaian berwarna yang melunturi pakaian lain di dalam mesin cuci tersebut. *kalo saya ga salah* Dalam redaksi marah-marahnya ibu si Janet, dia mengancam akan mengirim Janet ke Indonesia. Kata si ibu, kalo di Indonesia, Janet harus bekerja 2 tahun baru bisa beli mesin cuci. Waktu membaca itu saya lumayan tersinggung. Di pikiran saya emang sih negara saya miskin, tapi ga gitu-gitu juga miskinnya. Tapi hari ini saya mikir lagi, yah... mungkin bagi beberapa orang di negara ini, memang butuh 2 tahun bahkan lebih untuk membeli mesin cuci. Setelah beli pun belum tentu daya listik di rumah bakalan cukup. Agak-agak ironis memang, tapi ada benarnya. Hehe.

ini dia cover depan buku Learning Curves

Selasa, 10 Januari 2012

Lomba Review Berita :)

Dear friends, hari ini saya mau membagi info lomba menulis, tapi bukan karya tulis atau essay. Lomba ini merupakan lomba review berita yang diadakan oleh Tempo Institute. Lebih jelasnya, simak yang dibawah ini:


Lomba Review Berita Tempo.co



Berhadiah Satu Bulan Magang di Tempo Institute

...


Demi meningkatkan mutu jurnalistik dan pemberitaan, Tempo Institute mengajak teman-teman (pelajar, mahasiswa, umum) untuk bersama memberi komentar atau review atas berita-berita yang dimuat di Tempo.co, selama bulan Januari 2012.

Silakan meneropong, mengritik, dan mereview berita apa saja. Bisa tentang kasus Mesuji, Bima, ironi keadilan sandal buat Aal, kematian tragis Adesagi, olah raga, resolusi kalangan selebritas, atau sepak-terjang pemberantasan korupsi yang maju-mundur.

Komentar dan review ini akan menjadi masukan berharga buat tim redaksi dan juga TempoInstitute Indonesia.


Review yang diminta adalah : apakah berita tersebut penting bagi publik, menarik, seberapa kuat nilai layak berita di dalamnya, dan apa kekurangan atau kelebihan berita tersebut.


Caranya:


1. Daftarkan diri Anda di Forum Tempo.com di Tempo.co atau

2. Pilih satu berita di Tempo.co, lalu tulislah review berita itu di Thread "Lomba Review Berita Bersama Tempo Institute)

3. Masukkan tulisan Anda ke dalam New Thread di Kanal itu.

4. Tulisan singkat saja, maksimum 200 kata

5. Tenggat : 5 Februari 2012

6. Pengumuman disampaikan pada 10 Februari 2012

7. Lomba ini berlaku bagi siapa saja, diutamakan mahasiswa dan pelajar.


Hadiah

1 (satu) penulis review terbaik dari kalangan mahasiswa diberi kesempatan magang selama 1 (satu) bulan di Tempo Institute (transportasi dan akomodasi ditanggung).

10 review yang pilihan akan diberi bingkisan masing-masing berupa : 1 buku "Kecap Dapur TEMPO" (buku baru terbitan KPG Gramedia), 1 flash disk Tempo.co, dan 1 kaos Tempo.co.



Ayo, mari meneropong berita Tempo.co

Salam, Panitia


Pertanyaan bisa diemail ke institut@tempo.co.id

Selamat berkompetisi.. ;)

Minggu, 08 Januari 2012

Happy Holiday!!

Hallo...senang sekali bisa menulis lagi. Ayo tebak saya sekarang lagi ada di mana... Yep saya sedang berada di kota kelahiran saya, yang saya ceritakan dalam postingan Saya dan Kota Itu. Dulu... Senang sekali rasanya berada di kota ini lagi. Bangun pagi disambut udara yang sejuk, angin yang sepoi-sepoi, dan suara air danau yang berderai memanggil. Walhasil dengan segala godaan dari danau saya renang hampir tiap hari. Saya lebih senang berenang di sore hari, air danau lebih hangat, dan matahari berangsur-angsur terbenam. Harapan saya kulit saya tidak akan begitu terbakar matahari. Tapi...kenyataannya, Watch out Farah Quinn, now I am way tanned than you! Hahaha... *bangga*

Di pagi hari saya biasanya jalan-jalan pagi dengan ponakan saya masih TK. Lumayan, bisa sedikit olahraga sambil ngecengin bule-bule menikmati udara pagi yang jarang-jarang ditemukan di Makassar. Kalo lagi malas renang, saya dan 2 ponakan saya wara wiri naik sepeda. Jangan pikir di sini gowesnya macam gowes keren-kerenan naik fixie bike sambil pake jeans dan kacamata hitam. Di sini, sejauh yang saya perhatikan, tidak ada yang naik fixie. Kenapa? Ga sanggup! Tanjakannya tinggi tinggi giliran turunan, wuss.. sepeda bisa super kencang. Ga mau pake rem? Silahkan siapkan nyali buat nyungsep di danau. Hehehe.

Resiko renang sore adalah harus gaul bareng bule. Karena pantai tempat saya renang adalah pantai depan rumah yang sedikit privat, jadi tidak banyak orang yang renang di pantai itu. Paling banter yang renang ya keluarga-keluarga bule tetangga yang anaknya sebaya ponakan saya. Penduduk lokal lebih senang berenang di pantai lain yang lebih ramai.

Sudah beberapa hari ini saya tiap renang pasti bertemu dengan keluarga New Zealand yang ramah sekali. Nah, kalo renang bareng mereka, jadinya saya ga bisa renang sama sekali. Hanya bisa berendam. Soalnya, si ibu yang namanya Shirley, selalu ngajak ngobrol. Saya pikir saya yang paling kepo, eh ternyata Shirley jauh lebih kepo. Hihihi. Dia nanya macam-macam, mulai dari bunga yang tumbuh di danau yang dia pikir ubur-ubur sampai kalo orang Indonesia nikah pilih suami sendiri atau dipilihkan orang tua. Tapi lumayan asyik juga ngobrol dengan Shirley, karena selain kepo, dia juga lumayan informatif, sering bercerita tentang negaranya, budayanya, macam-macam.

Siang-siang begini, kalo lagi ga ada kegiatan atau lagi malas ngapa-ngapain saya dan ponakan saya yang TK akhirnya main game online. Bukan games macam PB atau games-games heboh, tapi games online buat anak-anak. Dress up games, make over games, game-game kecil untuk anak TK macam itu. Tadi malam saya main game dress up yang harus mendandani Justin Bieber dan Selena Gomez dengan pakaian dan asesoris natal. Dan inilah JB dan Selena versi saya:


Bosan mendandani Justin Bieber jadi wanita, akhirnya saya dan ponakan saya beralih ke games make over. Kali ini yang dimake over adalah Brad Pitt. Huuu...idola hampir semua wanita normal. Dan..inilah Brad Pitt dengan make up on hasil kreasi saya.


Games-games seperti ini lumayan asyik buat mengisi waktu kalo lagi suntuk. Ato lagi malas ngapa-ngapain.

Tapi lama-lama liburan di sini juga lumayan membosankan. Bagi yang suka belanja, bakal setres karena di sini tidak ada Mall. Bagi yang suka nongkrong, di sini juga tidak ada kafe-kafe yang hip buat nongkrong. Bagi yang suka nonton apalagi, disini tidak ada bioskop. Jadi kalo liburan di Sorowako aktivitas kita apa dong? Nah, bagi yang suka aktivitas outdoor, kota ini akan sangat menarik. Banyak olahraga yang bisa dikerjakan di sini. Berenang di danau, naik sepeda berkelilig kota atau downhill di bukit, olah raga dayung dengan kayak di danau, jogging, futsal, tenis, sepak bola, basket, dan hiking. Semuanya cuma-cuma alias gratis. Seluruh fasilitas olah raga dapat digunakan secara cuma-cuma, kecuali kayak yang harus nyewa. Itupun tergolong murah, sekitar 25.000 per kayak, sepuasnya. Asyik kan.

Sayang sekali teman-teman kuliah saya tidak bisa ikut berlibur di sini. Padahal jauh-jauh hari saya udah ngundang mereka kesini. Sejauh ini liburan saya menyenangkan mengingat saya senang bersepeda dan berenang. Selain itu di sini juga ada perpustakaan umum kecil yang bisa dikunjungi pada jam-jam kerja, jadi bahan bacaana selalu tersedia untuk saya yang gemar baca. Walaupun saya tidak berlibur ke pulau lain, atau negara lain, liburan ke Sorowako sudah cukup buat saya untuk refreshing sejenak sebelum kembali ke kampus dan berurusan dengan tugas akhir. Sebelum bertemu kembali dengan pertanyaan: "kapan proposal?" "kapan skripsi?" dan "kapan lulus?". Hehehe. Happy Holiday all!! B)

Nb: satu-satunya yang kurang dari liburan ini adalah: saya lupa bawa kacamata hitam. Huuuu....