Senin, 04 Juni 2012

If He Was Here Today, It's His 30th Birthday! :')

As I promised before, in June 4th, I'll explain about this photo

It's me and my brother in our father's overall, pretending that we're a kangaroo.

Hari ini tanggal 4 Juni 2012, hari ulang tahun kakak laki-laki saya di foto. Di hari ini seharusnya dia genap berusia 30 Tahun. But you now what? He didn't make it. Ulang tahunnya berhenti di tahun 2007. Dia tidak pernah sampai ke ulang tahunnya yang ke 25. He didn't make it. 

He's a good brother, you know. Kind of brother who says "you mess with my sister and I'll break your leg!" Once I was home with a bruise in my cheek. My friend kicked the basket ball to the wall and it bounced back and hit my face. He asked me who did it to me. I explained that it was an accident, that the boy who did it didn't mean it. He just said okay. But tomorrow, in the same gymnasium where I usually play basketball with my friends, he suddenly comes up. Asked me which boy who kick the basket ball yesterday. I told him that it's not necessary for him to know. I remember what he said: "I just wanna tell this boy, that basketball is to throw not to kick. Once I know that he did it again to you, I swear he will pay it." Yeah, he was that kind of brother. :')

Seingat saya dia pribadi yang kreatif, tapi pembosan. Seandainya di masa dia remaja grafiti sudah hype, mungkin dia biasa bikin grafiti yang bagus sekali. Dia juga selalu kreatif dalam memasak. Dia tidak pernah membuat mi instan sesuai instruksi standar, dia selalu punya cara untuk memodifikasi mi instan dan hasilnya enak. Biasanya sebelum masak mi instan dia akan bertanya dulu, "dila, mauko juga?" kalau saya mau, dia akan masak buat saya juga.

I missed him sometimes. My mother still cried on him sometimes. My father still cried in silent while he read Al-Quran. It's not because we didn't let him go. Not because we haven't let him go. It just so sad that we, somehow, almost forgot how is it feels when he was here.

If he were here today, saya mungkin sedang bersama keluarga saya, makan kue ulang tahunnya atau sekedar memberi ucapan selamat. The first or the second birthday after he's gone, we bought a birthday cake in his birthday, cut it, and ate it together. Wishing him a better place somewhere. We didn't do it today. Maybe because we've been let him go. Peacefully. :)

Sabtu, 02 Juni 2012

Hey Daddy, I Love You! :)

I made a post about my Mom in Mother's Day. And there is no Father's Day. No, not in Indonesia. And I didn't post anything about my father in his birthday. It suddenly came up in my mind that I have to write about him. So, here we go:


It's my father who help me fix my bike.
It's my father who teach me how to swim.
It's my father who accompany me watching MotoGP race since junior high school.
It's my father who accompany me watching football for years.
It's my father who always ask me about my day at school.
It's my father who made me a tumbler full of coffee when i should go to the airport in the midnight.
It's my father who always ask me if i still have enough money in my pocket.
It's my father who cover me with blanket at night.
It's my father who create a "crazy Sunday" when we have to clean the mosque near my house.
It's my father who teach me how to plant corn. And we nurse it until we can harvest it and share it to the neighbors.
It's my father who ask me to stop reading Harry Potter at night cuz it must hurt my eyes. Then i go to my room, turn the light off, and keep reading the book with flashlight in my blanket.
It's my father who made me some herbal medicine when i was sick. That's why i never tell him that i'm sick.
It's my father who brought me a lost turtle that he found at the drain. He named it Turles. Hehe
It's my father who made me a windmill from bamboo.
It's my father who tell me bedtime story.
It's my father who tell a speech when he asked to sing. hehe


and It's me who never realize all of that fact about him. :'(


I write this to remind me that every time I mad of him, I should remember that he has been very understanding, caring, loving, patient, wisely in raising me this recent 21 years. Now, It's my turn.

Kamis, 31 Mei 2012

Memorable Photograph :')

I always have no problems in enjoying my me-time.


Tulisan ini ditulis saat saya sedang sendiri saja di sebuah tempat ngopi di salah satu mall di kota saya. Tapi saya tidak sedang minum kopi, saya minum green tea. Salah satu favorit saya saat ini, mungkin minggu depan ganti lagi. hehe.

Karena sedang tidak membawa buku apapun, (saya sedang baca Sejarah Dunia dalam 10 1/2 Bab, yang tiba-tiba raib entah kemana) saya memutuskan membawa laptop. Mumpung modem saya kuotanya masih aduhai untuk berselancar. So, here I am! Karena melihat kondisi yg agak ramai, rasanya tidak memungkinkan untuk buka-buka akun orang lain *mental stalker*, akhirnya saya menggali foto-foto lama dari akun fesbuk saya sendiri. Dan, sukseslah saya ketawa sendiri. So, laugh with me!! :)




Pensi jaman SMA, bersama teman saya Chika.
Maafkan ke-labil-an saya dan Chika di foto ini. Foto ini diambil pada Pensi di tahun terakhir saya di SMA. Saya dengan santainya bercelana pendek dan berkaos oblong. Sedangkan Chika memakai rok dan kaos. Entah setan apa yang merasuki saya dan Chika, you can see the stamp mark in my cheek. Saat orang lain dengan hebohnya bebaju bling-bling dengan rambut yang ditata rapi di salon, kami dengan santainya berpakaian rumahan. Saat orang lain menstempel punggung tangan, kami di Pipi! Kalo dulu sudah ada FPI mungkin saya dan Chika sudah dicekal. #eh. Mana Chika pake bando tanduk setan. Hahahah.

Diklat Selam Pertama Divisi Bahari KPA Kalpataru Smansa :)
Lagi-lagi foto ini dipenuhi pose labil khas jaman SMA. Foto ini diambil di Pulau Barrang Lompo, Kepulauan Spermonde, Sulawesi Selatan. Inilah pertama kali saya menyelam di laut. Wow, what a great experience! Di sini saya masih kelas 2 SMU, dengan santainya bolos sekolah 2 hari buat Diklat Selam. Saya ingat dulu saya tidak berbohong ke orang tua saya buat bolos sekolah. Orangtua saya begitu saja merestui anaknya bolos demi menyelam. Rawk!! hehehe.


Rundown Acara Sesat yang dibuat Teman saya.
Inilah foto ter-epic yang berhasil buat saya ketawa sendiri. Waktu itu, tahun 2009, saya dan teman-teman angkatan saya menjadi panitia Inaugurasi. Dan, muncullah rundown acara lucu-lucuan ini di FB. Saya tidak ingat siapa yang membuat. Ini dia rangkaian acaranya:

  1. Senam Santai. Mmm..okelah, sebelum acara senam santai dulu. Bolehlah.. hehhe
  2. Makan Malam. Nah, setelah senam, waktunya makan malam, kan lapar, jadi harus makan dulu. Yah... sampai sini masih normal lah. hihiihi..
  3. Debus. What! hahaha. Demi apa di Inaugurasi ada debus? Memangnya penjual obat di depan MTOS. Hahaha. 
  4. Pesugihan. Ini jelas-jelas sudah jauh menyimpang. Di inaugurasi ada pesugihan. Tapi kalo dipikir-pikir wajar lah pikiran untuk pesugihan itu datang. Inaugurasi angkatan saya diadakan di hotel berbintang 4 setengah, yang khusus sewa Ballroom saja menghabiskan sekitar 22 Juta. Go Pesugihan!!!
  5. Tari Daerah Barbados. Seumur hidup saya belum pernah liat tarian daerah Barbados. Jadi bolehlah... hehehe. Saya kalo dengar kata barbados yang muncul di kepala saya adalah wanita-wanita berkulit gela dengan hiasan kepala penuh buah-buahan. Eksotis!!
  6. Band. Acara yang paling menjengkelkan di Inaugurasi. Semua band dari tiap angkatan mau tampil. Mulai dari yang suaranya pas-pasan, sampai yang memang tidak ada harapan.
  7. Parade. Parade apakah ini? Tidak jelas.
  8. Pengukuhan Itho sebagai Presiden RI. Ini. Benar. Benar. Absurd. Saya baru tahu setelah baca Rundown Sesat ini kalo dulu Itho bercita-cita jadi Presiden RI. Akhirnya dia sekarang jadi aktivis Stand Up Comedy..
  9. Vaksin H1N1. INI SUPER ABSURD!!!! hahahaha.. memang jaman saya inaugurasi dulu, lagi marak-maraknya flu babi. H5N1-Flu burung, H1N1-Flu Babi. Akhirnya inaugurasi ditutup dengan vaksin flu babi! hahahaha... 


Pretending as a Kangaroo with my brother.
Untuk foto yang terakhir ini, nantilah saya ceritakan di postingan saya tanggal 4 Juni.

Thanks for reading!
Ciao!

Senin, 21 Mei 2012

Bercerita Cita-Cita

It just a random post about some random memories. If you're looking for a meaningful-inspiring-deep post then you may read a wrong article. or blog :)


Saya masih ingat fase perubahan cita-cita saya. Untuk hal ini saya harus berterima kasih kepada keluraga saya yang menjadikan ini sebagai lelucon sehingga hal ini sulit dilupakan.

Umur 4,5 tahun..


Dila cita-citanya apa?
Jadi konglomomerat.

Baiklah, terima kasih yang pertama adalah kepada Susan dan Kak Ria Enes yang telah menyanyikan lagu "Cita-Cita" dengan melodi yang sangat mudah diingat oleh anak seusia saya saat itu. Di antara seluruh cita-cita ngawur Susan, jatuhlah pilihan saya kepada "konglomomerat". Kenapa bukan dokter? Padahal dokter bisa suntik orang lewat. Juga kenapa bukan insinyur? Saya juga tidak tahu. Hanya saja kata "konglomomerat" rasanya membius sekali. Sebuah kata panjang yang susah dilafalkan ternyata bisa saya lafalkan dengan baik. Maka itulah cita-cita saya.

Umur 5 tahun, setelah pulang bermain dari rumah teman yang baru pulang berlibur..


Dila cita-citanya apa?
Jadi Sempati Aerok

Yang pertama, Sempati Aerok bukanlah sebuah profesi. Bahkan bukan kata sama sekali. Itu hanya kata yang saya karang sendiri karena mendengar cerita teman saya dengan setengah-setengah. Teman saya bercerita tentang pramugari di pesawat yang ia tumpangi pulang berlibur. Saya curiga pesawat tersebut berasal dari maskapai Sempati Air. Dan dengan ingatan anak umur 5 tahun, saya memilih profesi tersebut sebagai cita-cita. Saya bahkan belum pernah naik pesawat untuk tau pekerjaan pramugari a.k.a. Sempati Aerok itu seperti apa. Ternyata saya sudah nekat sejak umur 5 tahun. Di umur 6 atau 7 tahun saya pertama kali naik peasawat. Pesawat kecil dengan jumlah penumpang mungkin tidak cukup 20 dan tanpa pramugari. Hanya seorang cabin crew yang merangkap teknisi yang merangkap paman saya. Saya akhirnya boleh mengantongi permen lebih banyak dari penumpang lain. Saya senang sekali, tapi cita-cita saya saat itu telah berubah.

Umur 6 tahun, setelah beberapa bulan pandai membaca. tapi tidak pernah dengan teliti.


Dila cita-citanya apa?
Jadi OSIS seks.

Inilah dia yang menjadi aib saya saat pembicaraan mengenai cita-cita muncul di tengah keluarga. Ini semacam cerita yang jika suatu hari saya mencalonkan diri sebagai Presiden Republik Indonesia, cerita ini akan menyerang saya dalam bentuk black campaign. Sungguh sial saya tidak pernah membaca dengan teliti dan bermulut besar di waktu yang bersamaan. Saat itu kakak saya yang SMP pulang ke rumah dan dengan senangnya memberi tahu orang tua saya kalau dia terpilih menjadi pengurus OSIS. Melekatlah kata OSIS ini di kepala saya. Ah, baiklah it must be something cool, seeing my sister's enthusiasm while talking bout it, it must be something really cool. Setelah mengingat-ingat kata keren itu saya lalu membaca struktur organisasi yang dibawa pulang kakak saya. Jadi ada ketua, wakil, sekertaris (bukan sekretaris), dan bendahara. Dan banyak kata "sek." yang diikuti kata-kata lain di belakangnya. Wow, saya mau menjadi salah satu dari "sek." itu. Dan jadilah cita-cita saya OSIS seks. Dari manakah "s" kedua dari kata "sek."?? Saya tidak tahu, mungkin karena ketidaktelitian saya membaca, mungkin juga karena kata "sek." mengingatkan saya pada kata "seksi".

Di tahun-tahun berikutnya cita-cita saya berubah sesuai dengan apa yang sedang getol saya nonton. Mulai dari Penjinak Hewan Liar (kelas 4 SD) karena sering menonton tayangan seorang laki-laki menangkap anaconda/ular berbisa/buaya dll. Lalu pernah pula ingin menjadi Pengamat Politik (Kelas 5-6 SD) karena sering menonton tayangan berita bersama bapak saya. Bapak saya mewanti-wanti jangan jadi politikus, sehingga saya berpikir untuk menjadi pengamat politik saja. Yang penting saya bisa berbicara politik. Pernah pula saya ingin menjadi mekanik, saya ingin membuka bengkel modifikasi mobil. Saya tidak ingat apa yang saya tonton hingga bercita-cita menjadi mekanik. Bapak saya seorang mekanik alat berat. Saya pernah bertanya "Pak, kalau mau jadi mekanik harus sekolah apa?" Seingat saya bapak tidak menjawab.

Cita-cita lain yang pernah saya impikan adalah Penulis Lagu, saya pernah mengarang sebuah lagu yang saya tuliskan di kertas binder. Lalu Penulis Cerpen, karena keseringan membaca cerpen di Majalah Bobo. Pernah pula saya ingin menjadi relawan. Yah, yang ini mungkin bukan cita-cita. Tapi saat gempa di Yogyakarta dan sekitarnya beberapa tahun lalu saya sempat minta izin ke bapak saya. "Pak, kalau saya ke Jogja untuk jadi relawan boleh tidak?" Seingat saya lagi-lagi Bapak tidak menjawab. Tapi kali ini saya tahu betul jawabannya. Tidak.

Kalau ditanya apa cita-cita saya sekarang, saya pusing. Mungkin lebih baik tanya saya besok :)

Sabtu, 19 Mei 2012

2012 Trip Part 1

The first sunrise (that i capture) in my trip..

Ajakan untuk bertualang itu datang di saat saya sedang tidak berencana untuk kemana-mana. Tepat saat saya menuliskan kalimat "saya akan fokus lulus kuliah" di kepala saya. Dengan sepenggal kalimat "traveling first graduation next ya, Dil" lunturlah keinginan untuk fokus skripsi. Saat itu awal bulan April.

Saya selalu percaya bahwa sebuah niat yang kuat akan menarik alam semesta, atas kehendak Tuhan, bersekongkol mewujudkan niat tersebut. Bahkan pada niat yang tidak terencana baik. Setelah niat itu muncul tiba-tiba semua seakan bergerak untuk terwujudnya niat itu. Urusan proposal skripsi saya mandeg di pembimbing 1 yang akhirnya memakan 3 minggul lebih lama dari seharusnya. Di akhir April saat tiket akan dilunasi, saya kembali ditanyai "Kamu jadi ikut liburan?" Saya lalu mengambil keputusan tanpa berpikir, "Ya, oke." Dan bersiaplah saya.

Name tag yang harus ikut kemana-mana. heheh

Saya tipe orang yang sulit menghadapi ketidakpastian (tidak ada hubungannya dengan "hati" ya, hehe). Saya lalu merencanakan perjalanan saya. Keluarga saya memilih Jakarta-Bandung-Jakarta, tapi itu terlalu mainstream (9gag rules!! hehe). Saya memilih Jakarta-Bandung-Jogja-Solo-Surabaya. Dalam 10 hari. Pencarian lalu dilanjutkan dengan pengecekan tiket kereta, destinasi wisata, dan transportasi dalam kota dari satu tempat ke tempat lain. Untunglah masalah akomodasi masih dalam tanggungan sponsor (baca: kakak saya) dan mengandalkan kosan teman.

Berangkatlah saya sore itu. Dengan duit pas-pasan. hahahaha

Part 1: Jakarta. leyeh-leyeh time!
Dua hari pertama adalah hari-hari milik ibu kota. Apa yang saya lakukan? Hari pertama, menemani bocah-bocah berenang di kolam renang komplek. Sementara mereka berenang, saya membaca buku di tepi kolam sambil minum teh manis dingin. Saya memang memilih tidak kemana-mana, selain tidak punya partner in crime di kota ini, juga malas saja berhadapan dengan macet. Saat itu weekend. Sisa hari itu saya habiskan dengan, lagi-lagi, membaca buku. Hari itu, sangking berleyeh-leyehnya saya, tiga buku berhasil saya tamatkan.

Hari kedua Jakarta hujan. Super deras. Tapi tidak apa-apa hari ini saatnya ke Bandung. Horeeee..

Part 2: Bandung. angkotnya yang mana ini!?

A blister feet. Oleh-oleh dari Bandung. Wrong shoes yaa...

Itu benar. Satu hal yang membuat Bandung tidak se-cihuy seharusnya adalah: Angkot.
Hari pertama hidup saya masih aman tentram. Ke Tangkuban Perahu dan Ciater dengan menggunakan kendaraan travel. Masih merasakan pendingin udara, tidak harus menunggu angkot di tepi jalan. Tangkuban Perahu itu keren, tapi kenapa saya tidak begitu senang ya sampai di sini. Mungkin karena lokasinya waktu itu dipadati turis, jadinya malas berlama-lama memandang kawah. Saya malah lebih antusias dengan tanaman-tanaman yang tidak hijau, kedai-kedai suvenir yang beratap ijuk, dan jalan setapak di belakang kedai suvenir yang terlihat sangat jadul. hehehe.

Hari kedua mulailah kami, berenam, berrtualang dengan angkot. Gosh, i thought it would be easy! Berbekal pengalaman ber-angkot di Makassar dan Manado yang biasa-biasa saja, saya pikir cukup naik dan menghapal warna angkot dan jalurnya. Tapi... selamat datang di kota yang angkotnya berwarna warni dan berjalur membingungkan.

Hari itu kami ke Kebun Binatang Bandung. Horeee... saya selalu suka kebun binatang. Saya suka mengamati binatang yang biasanya bergerak konstan. Makan, mondar mandir, makan, mondar mandir. Waktu itu saya menghabiskan waktu cukup lama di kandang gajah. Kenapa? Karena saya baru saja membaca buku tentang persahabatan seorang pelatih gajah sirkus dengan gajah peliharaannya. Buku itu judulnya Modoc. Dan sewaktu Modoc mati, saya menangis. Jadilah saya sedikit terobsesi dengan gajah. Saya juga lama mengamati seekor kera kecil yang sibuk bergelantungan dan kadang berjalan dengan canggung. hehehe. absurd sekali ya hidup saya. Oh iya, saya agak bete deh dengan kebijakan kebun binatang yang membolehkan pengunjung memberi makan hewan. Bukannya ga boleh ya, karena tiap hewan punya diet masing-masing...

Hari-hari berikutnya dilanjutkan dengan berwisata belanja. Ke Paris van Java, yang keren, ke Ciwalk yang konsepnya asyik, ke Jln Riau yang membuat kaki saya lecet, dan ke Cihampelas yang dipenuhi anak-anak study tour dari penjuru negeri. Saya yang memiliki antusias level 1 untuk belanja, ya hanya mencoba menikmati ambience kota ini saja. Saya sebenarnya ingin ke Braga, tapi akhirnya tidak kesampaian. Pertama karena kalah suara, Kedua karena nggak sempat. Kemana-mana waktu saya habis di jalan, macet! Dan salah angkot. Itu juga. Heheh.

A Sad Bear. Tidak tahu kenapa saya berpikir beruang ini lg sedih.
Mungkin karena dia hanya duduk seperti ini seharian. 

Super-excited little boy. Bersama Modoc imajiner saya.
Untuk Part Jogja dan Surabaya dilanjutkan besok yaaa.. ngantuk. -___-"

PS: Tolong maklumilah foto sy yang biasa-biasa saja. hehe

Jumat, 18 Mei 2012

An Insane Friend Will Keep You Sane

Sore tadi, waktu saya lagi gak ada kegaitan, iseng-iseng buka status-status facebook yang saya tulis bertahun yang lalu. Dan bertemulah saya dengan sebah status yang akhirnya membuat saya bertanya-tanya apa yang mendorong saya menuliskan status ini.


"emotionally offside" itu maksudnya apa ya? hahahah.. seperti permainan bola yang menggunakan kata "offside". Mungkin saat itu maksud saya, saya lagi bad temper, tidak terkendali secara emosional. hehehe. Nah, yang lucu ternyata di komen-komen atas status ini. Awalnya, hanya perbincangan sok wise antara saya dan Itho, teman kuliah saya. heheh. cekidot...


Huahahahha... saya jadi ketawa tiap baca komen-komen di atas. Saya dan Itho sepertinya sedang sok galau dengan keadaan masing masing. Saya dengan diri saya (as usual, nasib jomblo single) dan Itho sepertinya dengan pacarnya pada saat itu. Sedang asyik-asyiknya ber-galau dengan bahasa Inggris, datanglah seorang lelaki. Yang dengan kejinya menghancurkan penggalauan massal malam itu... Manuliskan status tanpa peduli "keseriusan" kami. Huahahahahaha.. Dan berikutnya, penggalauan itu dihancurkan oleh seorang Artha. hahahahah


Itulah kisah status sok galau yang akhirnya diselamatkan oleh kesintingan Artha. Kalau tidak, mungkin saya dan Itho akan berlanjut menggalaukan diri masing-masing dengan bahasa Inggris. Just like what the old quote said: an insane friend will keep you sane.

Kamis, 17 Mei 2012

A Sour Lemon from Life :(


Akhir-akhir ini saya sering merasa jenuh. Jenuh dengan keadaan rumah, jenuh dengan rutinitas yang itu-itu saja. Saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda. Saat ditanyai oleh teman saya selesai kuliah saya mau apa, saya lalu diam. Saya sadar, setelah selesai kuliah saya tidak tahu mau apa. Mau kerja? Mau melanjutkan pendidikan S2? Mau menikah  menganggur? Sialannya saya belum ada bayangan. Saya lalu mengumpati diri saya.

Saya mau merantau. Itu yang selalu ada di pikiran saya. Keluar dari rumah, mencoba hidup di tempat baru. Tapi merantau tanpa tujuanpun pada akhirnya tidak akan menghasilkan apa-apa. Sampai di sini saya mendapati diri saya mengumpat lagi. Selain merantau yang ada di pikiran saya adalah menjadi pekerja lepas. Semenjak tahu bahwa Rumah Sokola yang dirintis Butet Manurung memiliki satu sekolah rintisan di kota in, saya langsung terpikir untuk membantu di situ.

Saya ingin menghasilkan sesuatu. Itu juga ada di pikiran saya. Saya ingin menulis buku. Saya ingin membuat proyek untuk diri saya sendiri. Membuat ini, membuat itu. Tapi masih belum tahu apa. Sulitnya adalah saya ratu inkonsistensi. Saat hari ini melihat seseorang membuat video yang sangat keren, jadilah mimpi saya ingin seperti orang itu. Saat besok saya melihat koleksi foto teman, saya lalu ingin meotret. Ah, berbahagialah orang-orang yang telah menemukan passionnya sejak jauh hari. Dan terkutuklah saya. Akhirnya saya mengumpat lagi.

Mungkin intinya hanya: saya sedang bosan. Lingkungan rumah sedang tidak nyaman, hidup monoton, kehidupan sosial biasa saja, intinya tidak ada sesuatu yang baru di hidup saya. Ditambah lagi setelah pulang liburan saya mendapati hal-hal yang mengerdilkan perasaan saya. Perasaan "saya belum melakukan apa-apa di hidup saya". Sial.

-life does give me it's lemon right now. in exact time when I can't make it into a lemonade-