Rabu, 02 Mei 2012

Jangan Takut KKN Reguler! :)

Kalo angkatan saya (2008) di kampus sedang digalaukan dengan urusan lulus kuliah, angkatan 2009 tentu sedang digalaukan dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN). Sama seperti angkatan saya setahun sebelumnya, permasalahan KKN di fakultas saya tidak jelas luar biasa. Hari ini dikatakan beum bisa mendaftar, besok tiba-tiba ada yang mengaku telah mendaftar. Hari ini diumumkan tidak ada KKN Profesi, besok desas-desus KKN Profesi tidak dihapuskan. Intinya serba tidak menentu. Kenapa masalah KKN ini jadi sumber kegalauan? Karena, anggap saja jumlah mahasiswa yang mau ikut KKN 1000 orang, saya yakin tidak setengahnya yang mau ikut KKN Reguler. Kenapa?

Sebagaimana tahun-tahun sebelumnya, KKN reguler berarti Kuliah Kerja Nyata yang tidak berbasis latar belakang fakultas. Apapun fakultasnya, nanti akan ditempatkan di salah satu desa dan akan hidup di sana dengan mahasiswa fakultas lain selama kurang lebih 2 bulan. KKN Profesi tentulah terlihat lebih menjanjikan. Mahasiswa fakultas hukum ditempatkan di Pengadilan Negeri, Kejaksaan, Kepolisisan, dan instansi-instansi hukum lainnya. Di tahun saya KKN profesi hanya diadakan di 3 instansi hukum: Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, dan Kementrian Luar Negeri. Ketiga-tiganya berlokasi di Jakarta. Akhirnya pilihan KKN bukan "Profesi" atau "Reguler" lagi, melainkan "Di Desa" atau "Di Jakarta". Mahasiswa normal yang gaul pasti memilih KKN Profesi di Jakarta. 2 bulan di desa mau ngapain? Bengong?

Jadilah urusan KKN ini sesuai dengan ungkapan "homo homini lupus", manusia menjadi serigala bagi manusia lainnya. Mengingat jumlah mahasiswa yg akan diterima untuk KKN Profesi hanya sekitar 50-60 orang, alhasil pendaftaran menjadi ketat, yang sayangnya tidak diikuti dengan transparansi dalam seleksinya. Saya sempat terfikir untuk mendaftar, tapi lagi-lagi berfikir mengenai "biaya", saya akhirnya mundur teratur.

Hari ini saya mengingat masa KKN saya tahun lalu, saya bersyukur ikut KKN Reguler. Memang awal-awalnya isu mengenai KKN Reguler bikin KKN Reguler jadi semacam "Jika Aku Menjadi" versi 2 bulan. WC diluar rumah, listrik redup, tidak ada TV, kendaraan sulit, tidak ada mall, tidak ada bioskop, tidak ada junk food, tidak ada semua sumber kesenangan hidup mahasiswa. #eh? hahahahah

Isu KKN yang paling ekstrim (tapi nyata) mwahahahahahaha

Anekdot-anekdot mengenai KKN Reguler akhirnya jadi bahasa sehari-hari. Di bayangan kami, kegiatan sehari-hari nantinya gendong anak Pak Desa di depan rumah, cat pagar mesjid, bantu panen padi, mengajar di sekolah, dan semua hal-hal yang dianggap terlalu remeh untuk dikerjakan mahasiswa. Macam mahasiswa kalo ikut mengecat pagar langsung turun derajat. Ah! Padahal mahasiswa manusia juga.

Ternyata yang terjadi, KKN Reguler saya jauh dari membosankan. Memang ada saat-saat kami tidak memiliki kegiatan jadi hanya leha-leha nonton TV, tapi bukannya di rumah kita juga sering begitu? Dulu untuk antisipasi bosan saya bawa banyak buku dan kartu UNO. Heheh. Kegiatan saya dan teman-teman lumayan banyak, setiap hari kami mengajar di SD setempat. Mulai Senin sampai Sabtu. Saya dan teman-teman mengajar apapun yang bisa diajarkan. hehe. Saya mengajar bahasa Inggris, teman saya yang lain ada yang mengajar Bahasa Indonesia, PKn, IPS, dll. Kami juga mengadakan pemutaran film bertema nasionalisme. Dengan modal LCD pinjaman dan beberapa film anak-anak, nonton bareng berhasil dilaksanakan.

Banyak hal lucu terjadi selama masa KKN saya. Lucu tapi miris. Misalnya, pernah saya dan teman-tema menyuruh anak-anak SD yang kami ajar untuk menuliskan biodata di secarik kertas, termasuk cita-cita dan idola. Saya kaget setengah mati karena mendapati salah satu murid saya bercita-cita menjadi TUKANG BATU! Bukan bermaksud mendiskreditkan profesi tukang batu, tapi bukannya cita-cita harus tinggi? Hal lain yang lebih mengagetkan adalah tokoh idola mereka, sebagian besar mengidolakan tokoh sinetron. Di sebuah dusun pelosok Sulawesi Selatan, Shiren Sungkar dan Randy Pangalila jauh jauh jauh lebih dikenal anak SD dibandingkan tokoh-tokoh lainnya.

Banyak sekali cerita menarik KKN lainnya yang saya dapatkan. Menurut saya KKN Reguler tahun lalu banyak memberi saya pelajaran. Saya belajar mandiri, saya memacu diri untuk lebih rajin, saya berusaha menekan ego saya (mengingat harus tinggal serumah dengan 6 orang yang baru saya kenal), saya belajar memanfaatkan waktu, saya belajar hidup sederhana, saya belajar tanggung jawab, dll. Satu lagi hal yang tidak bisa saya lupakan dari KKN tahun lalu, saya bangga pakai jas Almamater! hehehe.

Setiap orang saya yakin punya pengalaman KKN masing-masing. Entah itu menyenangkan atau tidak. Tapi bukankan "menyenangkan" dan "tidak menyenangkan" adalah soal bagaimana kita menyikapi suatu keadaan? Hal yang saya tahu pasti, cara survive ber-KKN adalah tidak manja dan tidak egois. Karena seleksi alam benar terjadi di KKN, yang manja dan egois akan tersingkir bahkan dibenci.

Pada akhirnya saya hanya bermaksud memberi sedikit gambaran bagi adik-adik yang bete karena kemungkinan akan ber-KKN Reguler. It's not the end of the world. or.. it is. if you're a person with a lame personality. hahaha. It just like, if I'm happy with it, there's a possibility that you would be as happy as me.


Ini dia sebagian foto KKN Reguler saya..... :)

Merencanakan program kerja di kantor desa.

Pembukaan lomba sepakbola antar desa yang diadakan mahasiswa KKN desa sebelah.

Lomba-lomba ramadhan antar desa di Mesjid Kecamatan

Undangan buka puasa di rumah Pak Kepala Dusun. Yang akhirnya berakhir dengan buka puasa sebelum waktunya karena ada yang pura-pura adzan di bangku paling belakang. hahahaha XD

Acara nonton bareng di SD dengan perlengkapan seadanya. Nontonnya jam 4, jam 3 Anak-anak SD sudah penuh di depan rumah lengkap dengan jins dan kemeja. Nah, yang bilang Indonesia doyan ngaret siapa? Hehehe

Kalo malam anak cowok diajak main domino sama Pak Kepala Desa. 

Ps: Kamar mandi posko saya tidak berdinding karung dan beratap langit, tapi bangunan permanen, air lancar, dan lengkap dengan WC duduk. heheheh

Kamis, 26 April 2012

Mewujudkan Mimpi Pemimpi :)


Kalau menuliskan bio atau keterangan tentang diri di sebuah situs sosial, saya sering kali menulis kata "dreamer". Banyak orang lain melakukan itu. Terutama setelah boomingnya tetralogi Laskar Pelangi. Tiba-tiba "mimpi" menjadi "mungkin", padahal sejak dahulu tentu saja "mimpi" memiliki kemungkinan untuk terwujud. Kita hanya kurang percaya. Buku ini dengn kisahnya yang epic membuat kita percaya, atau lebih percaya, atau lebih berani bermimpi.

Saya bermimpi banyak sekali. Bermimpi menulis buku, dan menerbitkannya tentu. Saya bermimpi kuliah di luar negeri. Saya bermimpi menghabiskan masa tua dengan mengurus peternakan, atau pertanian. Saya bermimpi keliling dunia (klise, tapi mengapa tidak?). Saya bermimpi membangun sekolah gratis. Saya bermimpi ini dan itu.

Menurut saya mimpi terbagi atas dua, "to do something" atau "to be someone". Mimpi-mimpi saya yang saya tuliskan di atas adalah mimpi "to do something" atau mimpi melakukan sesuatu. kemarin saya baru saja menamatkan buku berjudul "Imperium" karangan "Robert Harris". Buku ini menceritakan hidup Cicero yang bermimpi menjadi pemengang kekuasaan tertinggi di pemerintahan Romawi. Terlepas dari buku ini yang banyak membahas politik pada masa itu, buku ini banyak mengajarkan saya tentang mimpi. Cicero yang berasal dari keluarga "biasa" non aristokrat yang bermimpi untuk menjadi Konsul. Hampir mustahil, jika tidak bisa dikatakan mustahil sama sekali. Mengingat pada masa itu kalangan aristokrat memiliki kekuatan besar dalam pemerintahan. Kalau mau tau lebih banyak tentang buku ini, resensinya dapat dibaca di sini.

Nah, mimpi Cicero ini menurut saya adalah jenis mimpi "to be someone" atau menjadi seseorang. Menjadi presiden, menjadi diplomat, menjadi CEO, menjadi wanita karir, atau menjadi Konsul dalam kasus Cicero. Pada dasarnya semua orang bermimpi, beberapa mimpi terkabul, beberapa mimpi tidak. Beberapa mimpi bertahan, beberapa mimpi bertransformasi akibat berkompromi. Beberapa mimpi terus dikenang dan beberapa mimpi pada akhirnya dilupakan.

Belakangan ini salah satu mimpi saya hampir terwujud. Saya mendaftar untuk pertukaran pelajar hasil kerja sama antara Fakultas saya dengan Utrecht University di Belanda sana. Awalnya saya bersemangat mengingat saya memang menginginkan kuliah di luar negeri. Tapi semakin jauh semangat saya meredup. Kenapa? Mimpi ini lumayan mahal dan saya tidak sanggup. Mungkin orang tua saya sanggup, tetapi jelaslah saya tidak. Sama halnya jika saya ditanya "kenapa tidak pakai BB?" jawaban saya "Saya tidak mampu beli."

Saya lalu merelakan mimpi yang satu ini. bukan dilepaskan, hanya ditunda dulu sampai saya benar-benar mampu. Saya ingat suatu hari saya bermaksud mendaftarkan beasiswa ke Amerika. Saya lalu memberitahu mamak saya, meminta didoakan agar bisa lulus. Saya masih ingat kata mamak saya, "Amerika? Padahal mamak selama ini doakan supaya kau bisa sekolah di Belanda." kata beliau sambil tersenyum canggung. Aneh kalimat ini terus membekas di benak saya. Mamak saya mendoakan agar mimpi saya terkabul, dan itu luar biasa. Dan saya bertekad sejauh itulah yang bisa saya harapkan dari orang tua saya, doa. Saya tidak boleh mengharapkan lebih, bahkan menuntut lebih. Doa sudah cukup dan harus cukup.

Memang tidak ada mimpi yang murah. Semua harus dibayar mahal. Bayarannya tidak mesti materi. Kerja keras, pengorbanan, semua adalah bayaran yang ditarik untuk menebus mimpi. Tapi menebus mimpi dengan materi yang bukan milik saya, bagi saya bukan menebus mimpi. Saya ingin berusaha dengan kemampuan saya. Di sini mungkin saya terdengar sombong, munafik, dan entahlah apa lagi. Tapi saya sudah berjanji kepada diri saya untuk mengurangi beban orang tua saya. Hal ini pula yang membuat saya giat mengejar gelar sarjana, agar tidak perlu membayar SPP untuk semester depan. Karena, lagi lagi saya tidak punya uang membayar.

Saya dulunya takut menceritakan mimpi saya Takut tidak terwujud dan akhirnya malu. Tapi saya lalu sadar bahwa tidak terkabul pun bukan kegagalan. Bukan hal yang memalukan. Jikalau pada akhirnya saya akan berakhir denegan menjadi PNS atau ibu rumah tangga atau apapun itu yang tidak saya mimpikan hari ini, toh bermimpi tidak merugikan saya.

Kita bermimpi dan mengejar mimpi kita dengan cara, prinsip, dan usaha masing-masing. Untuk saya inilah prinsip dasar saya mengejar mimpi, setiap orang boleh berbeda, setiap orang boleh tidak setuju. :)

Sabtu, 14 April 2012

Andai Skripsi Hanya Soal Ketik Mengetik

Lulus itu kata yang kejam. Tidak "lulus" SNMPTN itu sucks, tapi "lulus" SNMPTN lalu jadi mahasiswa lalu di tingkat akhir berjuang keras untuk "lulus" itu way more sucks! 

Lulus dan gagal, pada akhirnya tidak menentukan nasib.

Kata teman saya, kuliah itu susah masuknya tapi lebih susah keluarnya. Dulu saya hanya tertawa menanggapi itu. Tapi hari ini, hari-hari di semester akhir ini, saya cepat-cepat mengangguk untuk kalimat itu. Mengangguk secepat mainan Shaun The Sheep di dashboard mobil. Lulus kulah itu lumayan susah ternyata. Dulu saya berfikir apa susahnya skripsi lalu lulus? Kan tinggal ngetik-ngetik, selesai, ujian, wisuda. Tamat. Andai semudah itu.

Jadi mahasiswa tingkat akhir seperti kegalauan tiada akhir. Baru berakhir setelah upacara wisuda (bagi sebagian orang, bagi sebagian yang lain baru berakhir setelah serangkaian acara syukuran). Andai saja skripsi hanya soal ketik mengetik, mungkin yang pandai copy-paste sudah bisa sarjana habis balik KKN. Tapi lagi-lagi, skripsi bukan hanya soal ketik-mengetik.

Memulai tugas akhir berbarengan dengan dimulainya perjuangan melawan rasa malas. kali ini tidak ada deadline kapan tugas harus dikumpulkan. Tidak ada panduan tugas harus seperti apa, jumlah halaman berapa, standar tugas yang baik seperti apa, dan yang paling penting tugas harus membahas apa. Kata teman saya, "tugas akhir adalah ujian untuk istiqamah" dan saya lagi-lagi mengangguk untuk itu. bagi orang moody seperti saya, tanpa adanya daya paksa untuk menyelesaikan tugas (nilai jelek, tidak lulus, dipermalukan dosen) waktu rasanya tidak terbatas. Susah sekali mengumpulkan mood untuk mulai mengerjakan tugas akhir. Tapi akhirnya saya mulai juga, dan seperti biasa, setelah saya memulai sesuatu, mood pun akan ikut membantu. Untuk masalah melawan diri sendiri sampai sini beres. Tapi, itu tidak lantas mempermudah pengerjaan tugas akhir.

Cobaan kedua adalah bersabar menghadapi birokrasi. Demi Tuhan form wajib untuk pengerjaan tugas akhir itu banyaknya minta ampun. Diurut sesuai alfabet. Dimulai dari form A hingga form-entah-apa-karena-saya-belum-sampai-situ. Tiap form punya cobaannya masing masing, tanda tangan penguji dan pembimbing, tanda tangan PD 1, kenapa tidak sekalian tanda tangan ketua RT RW Lurah Camat plus Presiden Korea Utara. Pengurusan form ini betul-betul menguras emosi dan tenaga. Mau sabar susah, mau mengumpat takut kualat, mau marah langsung takut tidak lulus. Ujung-ujungnya nyampah di twitter dan di-judge galau sama orang-orang. Nasib..

Cobaan ketiga adalah tanda tangan. Setiap hari yang dipikirkan tanda tangan. ketemu pembimbing dimana? Ketemu penguji dimana? Datang ke rumah pembimbing, penguji, harus siap duit mondar mandir. Kalo masalah ketik-mengetik nasib tugas akhir masih di tangan kita, kalo malas ya selesainya lama, kalo rajin ya selesainya cepat, kalo beli skripsi malah tidak perlu mengetik.Tapi kalo tugas akhir sudah di tangan pembimbing, nasib nya ya bergantung sama pembimbing. Dikoreksi cepat ya alhamdulillah, dikoreksinya lama ya udah harus alhamdulillah juga. Pasrah aja deh pokoknya.

Hal lain yang menjadikan skripsi bukan soal ketik mengetik adalah beban moril. Kalo mau cepat bisa beli skripsi tapi pada akhirnya diri kita pasti tau kalo yang kita kerjakan adalah kebohongan besar. Dan saya tidak mau melamar kerja dengan ijazah hasil skripsi yg bukan karya saya. mungkin bagi beberapa orang hal itu sok idealis. Terserahlah pendapat orang, cukup kita mengimani hal yang kita percayai masing masing. Saya juga berusaha tidak mengutip buku yang tidak benar-benar saya baca, saya takut tidak bisa mempertanggungjawabkan. Memang benar kata sebagian orang, tugas akhir tidak perlu terlalu "wow", toh tidak dipublikasikan. Tapi saya, punya standar untuk diri saya, dan marilah kita jalankan standar kita masing masing tanpa saling menghakimi.

Pada akhirnya tugas akhir (paling tidak menurut saya) bukan hanya soal ketik-mengetik. Ini bagian hidup sebagai mahasiswa yang perlu dijalani. Tugas akhir juga bukan perlombaan yang berfinish di Baruga di hari wisuda. Ini adalah projek individu yang memiliki dinamika masing-masing. Tugas akhir juga bukan pembuktian pinta-tidak pintar. Ini murni pembuktian ke diri sendiri (setidaknya begitu menurut saya).

Senin, 09 April 2012

Mainan Aneh Anak-Anak Aneh part 2 :p

Nah, sesuai janji saya, kali ini saya akan melanjutkan postingan saya kemarin yang berjudul Mainan Aneh Anak-Anak Aneh :p  Berhubung postingan yang kemarin saya sudah membahas 2 bunga aneh nan ajaib yang menjadi idola anak kompleks saya, sekarang saya mau cerita tentang seseorang yang ditunggu-tunggu anak-anak sekitar rumah saya. Siapakah diaaaa..... Jeng jeeeeeeeng....


Tukang mainan keliling!!! Aaaaaaaaa... Maaaas beliiii!! *histeris*

Tapi si bapak bertopi unyu di atas ini adalah versi masa kini dari penjual mainan yg lewat di kompleks saya. Waktu saya kecil dulu, di Sorowako, penjual mainan keliling macam ini tidak naik sepeda, tapi dorong gerobak! Jeng jeeeeng *petir menyambar* *zoom in zoom out* Dan, penjual mainan keliling ini dipanggil dengan "KOKEK KOKEK". Hahahahaha.. Sampai sekarang saya masih ketawa tiap mengucapkan kata ini. Kenapa coba harus "kokek kokek" kenapa bukan "kakek kakek" "kokok kokok" kenapaaaa???!! Mungkin karena tukaang kokek kokek berkeliling dengan membunyikan balon yang kalo diperhatikan berbunyi "kokek...kokek.." gitu.

Kita tinggalkan prahara pelik penamaan tukang mainan keliling ini. Intinya, penjual mainan ini selalu ditunggu anak-anak se kompleks. Karena mainannya murah murah, dan yang paling emesing adalaaaaah...boleh barter! Cihuuuy!! >_<. Barter ini bukan macam barter dipasar, ikan barter beras, garam barter gula merah, dan anak gadis barter uang panai' #eeeaaaa. Yang boleh dibarter adalah BOTOL.

Botol yang boleh dibarter adalah botol macam dibawah ini:
Botol ini biasanya bekas sirup DHT atau bekas kecap. Biasa juga bekas bir. Yang jelas bukan botol bekas soda yang kecil-kecil.

Bukan juga botol macam ini.

Kalo botol macam ini boleh kok dibarter. Dibarter cinta tukang kokek kokek. hahaha. Seingat saya botol putih memang tidak laku buat dibarter. Hanya botol beling hijau yang boleh. Biasanya tukang kokek-kokek menampakkan wajahnya setiap seminggu atau dua minggu sekali. Selama masa reses (ciyeee...reses. hahah) diantara kedatangan tukang kokek-kokek, saya bakal ngumpulin botol-botol dari sekitar rumah saya. Beruntunglah karena mamak saya yang menjual di kantin sekolah rutin membeli sirup DHT untuk dijual kemasan. Saya bisa dibilang juragan botol. hahahaha.

Biasanya botol yang telah berhassil saya kumpulkan akan ditukarkan dengan.... BONGKAR PASANG!! 

Ini adalah mainan yang membutuhkan imajinasi tinggi. Mainan boneka kertas ini harus dimainkan beregu, karena kalo main sendiri kurang seru. Biasanya, setiap anak perempuan dan laki-laki semi perempuan gemar sekali main permainan ini. Bajunya bisa diganti ganti, ada baju olah raga, baju pesta, baju tidur, sampe bikini.    Dulu saya punya 1 boneka kertas favorit, saking seringnya dimainkan, boneka saya termutilasi, lehernya putus, sekuat tenaga saya berusaha menyelamatkan. Leher yang putus saya sambung dengan selotip. But she never be the same anymore. Lehernya jadi letoy tidak bisa tegak, dan akhirnya dia harus dipensiunkan. Saya baru sadar sekarang betapa permainan ini selalu berakhir dengan brutal. Leher yang putus! Ckckck...


Bagi lelaki, dan perempuan yang merasa permainan bongkar pasang terlalu sadis, botol-botol dapat ditukarkan dengan mainan terjun payung!

Okay, the picture was utter awkward. Hahaha. inilah gambar terbaik yg bisa saya temukan dengan bantuan google. Siapapun yg pernah beli mainan terjun payung pasti tau kalo kemasannya memang seperti ini. Tapi kalo diliat-liat, kenapa empat orang yang seharusnya superman ini malah terlihat mirip penari balet? Dan kenapa pula superman butuh terjun payung? Sungguh saya tidak bisa mengerti jalan pikiran pembuat game ini. Disini superman sungguh tak terlihat macho.

Nah, kalo mainan yang satu ini adalah board games favorit saya sepanjang masa. MONOPOLY! panduan praktis belajar menjadi kapitalis. hahahah. Saya dulu selalu main monopoly dengan 2 orang sahabat saya, Angel dan Linda. Dulu kami main monopoli sampai salah seorang pemain benar-benar bangkrut dan akhirnya utang ke pemain lain. Lucunya, setiap main monopoly, bisa dipastikan tidak ada yang mau membeli Indonesia, karena selain jarang diinjak pemain lain, sekalinya diinjakpun dapat duitnya nggak seberapa. Kasian sekali Indonesia.

Setelah berpisah kota dengan kedua sahabat saya, saya tetap main monopoly. Kali ini dengan sepupu dan kakak saya. Sepupu saya yang lebih muda dari saya selalu menjadi korban kapitalis kami yang lebih tua. Permainan monopoly kami tidak akan berakhir jika tidak ada yang menangis karena bangkrut. Benar-benar brutal. 

Sekarang kalo dipikir-pikir, mainan macam ini sudah jarang dimainkan anak-anak jaman sekarang. Bongkar pasang sudah digantikan dengan game dresss up online, main monopoly pun sudah ada dalam bentuk digital. Memang mainannya sama saja, tapi ada hal yang tidak bisa didapatkan dari permainan online ini, yaitu dinamika dalam permainan. Sayang sekali. :)

Minggu, 08 April 2012

Mainan Aneh Anak-Anak Aneh part 1 :p






Kalau kalian bertanya kenapa quotes pembuka saya hari ini tentang old friend, itu karena saya tadi habis jalan bareng dengan teman saya dari jaman TK dan berlanjut hingga hari ini, sebut saja dia Angel, hahaha. Sepeti biasa, kalo saya dan dia bertemu, aktivitas yang akan kami lakukan hanya ngobrol dan ketawa. Saya ingat, dulu waktu kelas 3 SMP, saya yang teman sebangku dengan Angel harus dipisahkan oleh wali kelas karena kebanyakan ketawa. Kami masing-masing dipasangkan dengan anak laki-laki. Tapi siapa bilang gara-gara itu kami jadi berhenti ketawa. Kami memiliki semacam alarm otomatis yang jika ada hal yang lucu, kami akan langsung berpandangan dan tertawa terbahak-bahak. Kami berdua juga pernah dimarahi guru bahasa Inggris karena keseringan ketawa.

Yang menjadi bahan pembicaraan kami dulu adalah permainan-permainan yg sering kami mainkan dulu. Well, sebenarnya bukan hanya permainan, tapi lebih ke benda-benda yang dulu menurut kami sangat "menarik". Menarik dalam tanda kutip karena setelah dipikir-pikir, ternyata konyol sekali :). Ini diaaaa:

1.  Bunga Pete alias Karoke-karokean XD

Ini dia penampakan dari si bunga pete.

Sesuai dengan penampakannya yang mirip mikrofon, bunga pete ini akhirnya menjadi idola kami anak-anak jalan Timor-Maluku (daerah rumah saya dulu) yang tidak punya media untuk menyalurkan bakat menyanyi #eh. Di TiMa, bunga pete ini dapat dijumpai di 2 tempat, yaitu halaman belakang rumah Teguh dan halaman samping rumah Tante Edy tetangga saya. Nah, mengingat langkanya sumber bunga pete, berlakulah hukum ekonomi. Semakin langka suatu barang, maka akan semakin besar usaha yg diperlukan untuk mendapatkannya. Dalam kasus bunga pete ini, untuk bisa mendapatkan bunga pete dalam kondisi prima, maka harus memiliki mata yang jeli dan lari yang kencang. hahahhaha. Hal-hal aneh terjadi akibat bunga pete ini. Kadang saat jalan bersama teman-teman, tiba-tiba salah satu orang akan berlari meninggalkan yang lain. Apakah dia kesurupan? Kebelet pipis? Tidak, ternyata dia melihat bunga pete gugur dari kejauhan dan buru-buru lari untuk mengambilnya. Kadang saat jalan bersama, salah seorang teman tiba-tiba berbelok tanpa aba-aba. Apakah dia kerasukan? Hilang arah? Tidak, ternyata dia melihat ada bunga pete yang gugur di halaman orang dan buru-buru memungut sebelum yang lain menyadari. Benar-benar... betapa bunga pete dapa mempengaruhi perilaku seseorang. Hahahaha

Nah, bagi yang tidak bermata jeli dan berkaki lincah, maka hanya akan mendapatkn bunga pete dengan kondisi yang tidak maksimal. Tidak mirip mikrofon sama sekali.

Ini dia, bunga pete lansia menjelang kebotakan.

Tapi bukan berarti bunga pete dengan rambut gugur tidak berguna, ini berguna sebagai senjata. Bagian dalam dari bung pete itu kerasnya minta ampun, didukung dengan tangkai yang agak letoy, jadilah bunga pete ini sebagai senjata istimewa yang dapat digunakan menggetok kepala teman yang tidak memu meminjamkan mainan bongkar pasang. hahahaha.

2.  Bunga sukun atau yang dikenal dalam bahasa Makassar sebagai "Bakara"

Ini dia penampakan buah sukun langsung dari pohonnya

Ini dia penampakan bunga sukun. Sangat tidak mirip bunga sebenarnya. hehe


Dan untuk jelasnya, inilah foto bareng mereka. hahahah

Bunga sukun ini dapat ditemukan di belakang rumah Aldi, tapi yg menjadi rebutan bukan bunga sukun yang masih dipohon, tapi yang sudah gugur. Kalo bunga sukun gugur, dia biasanya berwarna hitam. Kalo hari sedang tidak hujan, bunga sukun ini akan mengering dan mudah untuk dibakar. Bunga sukun kering inilah yang jadi rebutan. Untuk apa? Untuk dibakar dan dijepit diantara jari telunjuk dan jari tengah. Karena proses terbakarnya bunga ajaib ini lambat dan menimbulkan asap, jadilah bunga sukun ini mirip dengan rokok. Dulunya kami berpikir beegitu, tapi sekarang jika dipikir-pikir, MIRIP ROKOK DARI HONGKONG!? Jelas-jelas ukuran bunga sukun ini lebih gede dari jempol, rokok macam apa coba? Kalo cerutu sih iya. Dan dulu, rasanya gaul banget main dengan bunga sukun a.k.a rokok KW 259 ini. Kalo sekarang saya hanya bisa berpikir, dulu definisi GAUL saya diterjemahkan sebagai ANEH jaman ini. hahahah

Sampai sini ada pertanyaan?
hahahaha

Sebenarnya saya mau cerita lebih banyak lagi, tapi berhubung mata saya tinggal 5 watt, jadi, postingan ini saya sudahi dulu. I promise will post another bizarre things in my childhood. Enjoy!!

buat yang mau baca lanjutannya, klik di sini

Kamis, 05 April 2012

Kompetisi Video Berhadiah Ke Korea. Joinn this!! :B


Good News for all Korean Lover!! Berikut adalah kompetisi video yang diadakan olehh Kementrian Luar Negeri dan Perdagangan Korea Selatan. Untuk kalian yang benar-benar mau ke Korea tapi mau yang gratisan (hidup #mentalgratisan!!) ikut kompetisi ini dan menangkan perjalanan gratis ke Koreaaaa..... *histeris trus joget goyang gayung*. Untuk lebih lengkapnya, silahkan baca keterangan di bawah ini:

1. Following the appointment of Ambassador for Public Diplomacy (September, 2011) and the launch of the Public Diplomacy Policy Division (January, 2012), the Ministry of Foreign Affairs and Trade has strengthened public diplomacy, which aims to increase foreigners’ understanding of Korea and communicate with them from the heart. 

  ㅇ This year, the Foreign Ministry will hold a video contest “I love Korea, because…” and 'Quiz on Korea,' and also install a ‘Korea Corner’ in libraries overseas. The Ministry will continue to diversify programs for public diplomacy. 

2. Applications for video contest “I love Korea, because...", the first public diplomacy program this year co-hosted by Arirang TV, will be accepted from March 1 to May 20. Any foreigner can apply for the contest by submitting a video clip they have made, which introduces reasons they love Korea including Korean traditional culture, K-POP, landscape, economic development and personal experiences related to Korea. 

  ㅇ The Grand Prize winner will be presented with a car made in Korea, invitation to Korea and K-POP live show. Other prize winners will be given Korean brand laptops, tablet PCs and digital cameras depending on their ranks. 

3. The upcoming video contest will help increase foreigners’ feelings of closeness to Korea, and learn what foreigners see as Korea’s strength. It will also contribute to setting our direction for future public diplomacy activities. 

Here's the poster :)





Since this competition is worldwide, do your best!!! for further information, click here

Selasa, 03 April 2012

Bedtime Story *yawn*

Tadi karen kakak saya telat balik dari kantor dan mamak saya sedang pergi melayat, akhirnya saya harus extra time jaga ponakan saya yang umur 1 tahun setengah. Setelah bosan nonton Barney dan nguber-nguber cicak (kegiatan favorit) akhirnya kami berdua mati gaya. Ponakan saya makin rewel, saya makin bete. Dan tiba-tiba saya nemu majalah Bobo jadul, dan mulailah saya membacakan Bobo ke ponakan saya yang bahkan belum lancar ngomong. Lucunya, dia menyimak dengan serius. Hehe.

Kejadian ini tiba-tiba bikin saya ingat dengan kebiasaan saya waktu kecil. Dulu, waktu Bapak saya masih bekerja shift-shiftan, jaman saya masih TK sampai awal SD. Setiap kali Bapak saya shift malam, beliau akan pulang pagi-pagi sekali setelah bekerja sekitar 8 jam. Berarti, Bapak saya akan ada di rumah waktu saya tidur siang. Kebiasaan kami berdua, sebelum tidur siang Bapak saya akan bercerita sampai saya tidur. Semacam bedtime story tanpa buku, murni ingatan bapak saya. Niatnya saya akan tertidur sebelum cerita selesai, tapi ujung-unjungnya, Bapak saya akan tertidur sebelum cerita selesai dan saya bebas main di halaman. hahaha

Saya masih ingat cerita-cerita yang sering menjadi bedtime story saya, tapi yang paling melekat di ingatan saya adalah Little Red Coat (si Tudung Merah, bukan si Tudung Saji) dan Tom Thumb (ituloh, cerita tentang anak yang sekecil jempol, saya lupa versi Indoesianya namanya apa). Dua judul Inggris tadi diceritakan oleh bapak saya dalam bahasa Indoesia tentu saja, tapi kalau saya tanya judulnya, bapak saya pasti menjawab judul versi English nya. Dan dulunya saya belum ngeh, saya pikir Litte Red Coat ya Litelretkot dan Tom Thumb ya Tomtam.

Setelah akhirnya sadar dengan anomali itu (ciyeee anomali.... hahaha) akhirnya saya nanya ke Bapa saya.
"Pak, kenapa dulu Bapak bisa tahu cerita macam Little Red Coat sama Tom Thumb?"
"Ooh.. dulu Bapak punya teman kerja orang bule, tiap makan siang, dia ajak bapak duduk sama-sama, trus dia cerita kalo dia rindu anaknya (yang gak diajak ikut ke Indo kayaknya). Jadi, dia cerita ke Bapak cerita-cerita yang sering dia bacakan ke anaknya kalo anaknya mau tidur. Tiap makan siang begitu, sampe bapak hapal."

Ternyata begitulah sejarahnya kenapa Bapak saya bisa tau cerita berjudul bahasa Inggris padahal bapak saya tidak pintar bahasa Inggris. hehe. Sekarang, kalo diingat-ingat, masa-masa Bapak menceritakan bedtime story ke saya itu berharga sekali. Kata kakak-kakak saya, hanya saya yang diceritakan bedtime story oleh Bapak, mungkin karena saya bungsu yah. :)

It makes me think that one day if I have a husband, he has to be a good storyteller for our kids. *awkward ending yah. hahahah*

Wrong Bedtime Story. hahaha. Taken from here