Beberapa tahun berjalan sejak itu dan tidak ada satupun puisi yang saya tulis. Saya tidak tahu kenapa. Tidak tahu mengapa beberapa tahun belakangan ini saya terlalu sibuk menetapkan standar bagi diri saya. Tidak boleh menangis, itu lemah. Tidak boleh manja, itu lemah. Tidak boleh mengeluh, itu lemah. Saya takut menjadi pribadi yang (terlihat) lemah. Dan "menulis puisi" tidak berada pada jalur yang sama dengan predikat "tangguh", "kuat", "tegar", "mandiri", dan lain lain menurut saya. Silahkan tidak setuju, karena hari ini saya pun tidak setuju dengan itu.
Saya ingin (kembali) menulis puisi. Tapi selalu gagal. Tulisan ini terus terang diketik pada kolom yang sama tempat puisi-puisi gagal saya dihapus. Ya, saya punya banyak puisi gagal. and it's really frustrating. Puisi-puisi gagal dari penulis gagal. Kata "gagal" itu menjengkelkan sekali.
Saya ingin (kembali) menulis puisi. Tapi saya lupa rasanya. Saya lupa bagaimana rasanya menulis puisi. Saya lupa rasanya menuliskan perasaan saya dengan bahasa kiasan. Saya lupa rasanya menuliskan kata-kata puitis tanpa merasa diri saya konyol. and again, it's really frustrating. Saya lupa pada perasaan-perasaan yang mendorong saya menuliskan puisi.
Hari ini saya benar-benar ingin sekali menulis puisi. Tapi karena saya tidak berhasil akhirnya saya menuliskan tulisan tidak penting ini. Mungkin lain kali blog ini punya puisi.
-May 4
*in the middle of moods swing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar