The first sunrise (that i capture) in my trip.. |
Ajakan untuk bertualang itu datang di saat saya sedang tidak berencana untuk kemana-mana. Tepat saat saya menuliskan kalimat "saya akan fokus lulus kuliah" di kepala saya. Dengan sepenggal kalimat "traveling first graduation next ya, Dil" lunturlah keinginan untuk fokus skripsi. Saat itu awal bulan April.
Saya selalu percaya bahwa sebuah niat yang kuat akan menarik alam semesta, atas kehendak Tuhan, bersekongkol mewujudkan niat tersebut. Bahkan pada niat yang tidak terencana baik. Setelah niat itu muncul tiba-tiba semua seakan bergerak untuk terwujudnya niat itu. Urusan proposal skripsi saya mandeg di pembimbing 1 yang akhirnya memakan 3 minggul lebih lama dari seharusnya. Di akhir April saat tiket akan dilunasi, saya kembali ditanyai "Kamu jadi ikut liburan?" Saya lalu mengambil keputusan tanpa berpikir, "Ya, oke." Dan bersiaplah saya.
Name tag yang harus ikut kemana-mana. heheh |
Saya tipe orang yang sulit menghadapi ketidakpastian (tidak ada hubungannya dengan "hati" ya, hehe). Saya lalu merencanakan perjalanan saya. Keluarga saya memilih Jakarta-Bandung-Jakarta, tapi itu terlalu mainstream (9gag rules!! hehe). Saya memilih Jakarta-Bandung-Jogja-Solo-Surabaya. Dalam 10 hari. Pencarian lalu dilanjutkan dengan pengecekan tiket kereta, destinasi wisata, dan transportasi dalam kota dari satu tempat ke tempat lain. Untunglah masalah akomodasi masih dalam tanggungan sponsor (baca: kakak saya) dan mengandalkan kosan teman.
Berangkatlah saya sore itu. Dengan duit pas-pasan. hahahaha
Part 1: Jakarta. leyeh-leyeh time!
Dua hari pertama adalah hari-hari milik ibu kota. Apa yang saya lakukan? Hari pertama, menemani bocah-bocah berenang di kolam renang komplek. Sementara mereka berenang, saya membaca buku di tepi kolam sambil minum teh manis dingin. Saya memang memilih tidak kemana-mana, selain tidak punya partner in crime di kota ini, juga malas saja berhadapan dengan macet. Saat itu weekend. Sisa hari itu saya habiskan dengan, lagi-lagi, membaca buku. Hari itu, sangking berleyeh-leyehnya saya, tiga buku berhasil saya tamatkan.
Hari kedua Jakarta hujan. Super deras. Tapi tidak apa-apa hari ini saatnya ke Bandung. Horeeee..
Part 2: Bandung. angkotnya yang mana ini!?
A blister feet. Oleh-oleh dari Bandung. Wrong shoes yaa... |
Itu benar. Satu hal yang membuat Bandung tidak se-cihuy seharusnya adalah: Angkot.
Hari pertama hidup saya masih aman tentram. Ke Tangkuban Perahu dan Ciater dengan menggunakan kendaraan travel. Masih merasakan pendingin udara, tidak harus menunggu angkot di tepi jalan. Tangkuban Perahu itu keren, tapi kenapa saya tidak begitu senang ya sampai di sini. Mungkin karena lokasinya waktu itu dipadati turis, jadinya malas berlama-lama memandang kawah. Saya malah lebih antusias dengan tanaman-tanaman yang tidak hijau, kedai-kedai suvenir yang beratap ijuk, dan jalan setapak di belakang kedai suvenir yang terlihat sangat jadul. hehehe.
Hari kedua mulailah kami, berenam, berrtualang dengan angkot. Gosh, i thought it would be easy! Berbekal pengalaman ber-angkot di Makassar dan Manado yang biasa-biasa saja, saya pikir cukup naik dan menghapal warna angkot dan jalurnya. Tapi... selamat datang di kota yang angkotnya berwarna warni dan berjalur membingungkan.
Hari itu kami ke Kebun Binatang Bandung. Horeee... saya selalu suka kebun binatang. Saya suka mengamati binatang yang biasanya bergerak konstan. Makan, mondar mandir, makan, mondar mandir. Waktu itu saya menghabiskan waktu cukup lama di kandang gajah. Kenapa? Karena saya baru saja membaca buku tentang persahabatan seorang pelatih gajah sirkus dengan gajah peliharaannya. Buku itu judulnya Modoc. Dan sewaktu Modoc mati, saya menangis. Jadilah saya sedikit terobsesi dengan gajah. Saya juga lama mengamati seekor kera kecil yang sibuk bergelantungan dan kadang berjalan dengan canggung. hehehe. absurd sekali ya hidup saya. Oh iya, saya agak bete deh dengan kebijakan kebun binatang yang membolehkan pengunjung memberi makan hewan. Bukannya ga boleh ya, karena tiap hewan punya diet masing-masing...
Hari-hari berikutnya dilanjutkan dengan berwisata belanja. Ke Paris van Java, yang keren, ke Ciwalk yang konsepnya asyik, ke Jln Riau yang membuat kaki saya lecet, dan ke Cihampelas yang dipenuhi anak-anak study tour dari penjuru negeri. Saya yang memiliki antusias level 1 untuk belanja, ya hanya mencoba menikmati ambience kota ini saja. Saya sebenarnya ingin ke Braga, tapi akhirnya tidak kesampaian. Pertama karena kalah suara, Kedua karena nggak sempat. Kemana-mana waktu saya habis di jalan, macet! Dan salah angkot. Itu juga. Heheh.
A Sad Bear. Tidak tahu kenapa saya berpikir beruang ini lg sedih. Mungkin karena dia hanya duduk seperti ini seharian. |
Super-excited little boy. Bersama Modoc imajiner saya. |
Untuk Part Jogja dan Surabaya dilanjutkan besok yaaa.. ngantuk. -___-"
PS: Tolong maklumilah foto sy yang biasa-biasa saja. hehe
Kak Kyo tidak ngajak liburan -_____-"
BalasHapus