memang berat sekali harus melihat kekalahan Timnas U-23 kita tadi malam. bagaimana tidak, setelah perjuangan pemain, ekspektasi penonton, ulasan para ahli, dan prediksi para gamblers, sayangnya Tuhan masih berkehendak lain. *sedikit dramatis*. tapi intinya saya super bangga dengan timnas u-23. memang klise, memang semua orang akan berkata demikian, memang kedengarannya sedikit menghibur diri, tapi berbeda dari kekalahan-kekalahan Indonesia di kesempatan yang lalu-lalu, kekalahan kali ini rasanya benar-benar melekat. bukan kekalahannya yang melekat, tapi perasaan bangga, semangat, dan yang paling penting adalah harapan. harapan besar terhadap bangsa sendiri.
Indonesia bukan negara dengan kondisi yang dapat membangun nasionalisme bangsanya secara otomatis. menjadi orang Indonesia berarti menjadi bagian dari bangsa yang berkembang dengan segala masalahnya. masalah-masalah yang sedikit demi sedikit menggerus nasionalisme, menumpulkan semangat kebangsaan, dan penurunan rasa persatuan. tapi, menjadi supporter Tim Nasional Sepakbola Indonesia, berarti sebaliknya.
menjadi supporter Timnas berarti menjadi bagian dari permainan membela bangsa yang harus dilakukan hingga titik darah penghabisan. untuk beberapa saat masalah indonesia hanya menjadi hal nomor ke sekian untuk dipusingkan. secara cepat nasionalisme menggetarkan tiap-tiap hati manusia negara ini. tiba-tiba tidak ada masalah rasisme, tidak ada diskriminasi geografis, tidak ada saling cemooh, tidak ada rasa saling memusuhi, tidak ada pesimisme, hanya ada satu: INDONESIA.
Indonesia yang harus dibela. saya yakin, baik pemain di dalam lapangan maupun para supporter di luar lapangan, seketika memiliki rasa cinta tanah air yang sama. rasa cinta tanah air sama meluap-luapnya. dan saat lagu indonesia raya dikumandangkan, kita merasakan perasaan magis yang sama, perasaan magis bernama: NASIONALISME. suatu perasaan yang mungkin dengan tiba-tiba pula akan kita lupakan beberapa saat lagi, sayangnya.
Saya senang kita masih bisa merasakan nasionalisme yang sama walupun hanya dalam sepak bola. katakanlah, daripada tidak sama sekali. saya kemudian mendapati diri saya memaknai kekalahan Timnas semalam tidak lagi sebaai hal yang harus disesali. karena menurut saya kita tidak kalah sama sekali. saya bukan pengamat sepakbola profesional, tapi saya sudah cukup lama menjadi penonton sepakbola untuk tahu bahwa permaian Timnas kita semalam sangat luar biasa. terlepas dari apa yang terjadi di lapangan, kita untuk sesaat telah memenangkan nasionalisme kita kembali. walau itu instan, walau itu hanya untuk sepak bola. setidaknya kita mulai belajar untuk mencintai negara ini kembali. dan cinta seharusnya membawa kepedulian, kepedulian mendorng pengorbanan, dan pengorbanan, entah sekecil apapun, sedikit demi sedikit akan membantu bangsa ini. jika kita memang mencintai bangsa ini, maka berkorbanlah untuk tidak merusaknya. berkorbanlah untuk tidak korupsi, berkorbanlah untuk tidak rasis, berkorbanlah untuk tidak menebang hutan secara illegal, berkorbanlah untuk tidak tawuran.
saya sadar apa yang saya kemukakan sedikit terlalu muluk-muluk, tapi saya juga yakin, tidak ada yang tidak mungkin. mungin suatu saat bangsa ini akan berubah, mungkin suatu saat kita akan mencintai Indonesia setiap harinya sebesar kita mencintai Indonesia di pertandingan sepak bola. mungkin suatu saat Timnas kita akan berlaga di Piala Dunia. mungkin suatu saat petinggi sepak bola kita akan mencintai Indonesia untuk kemudian mulai memperbaiki sepak bola nasional. mungkin suatu saat supporter kita akan cukup mencintai indonesia untuk tidak melakukan pengrusakan. mungkin sekarang adalah waktu yang tepat untuk kita memulai belajar mencintai Indonesia di luar pertandingan sepak bola.
hari ini, saya sampai pada titik dimana saya bangga menjadi orang Indonesia. saya bangga memiliki Timnas yang bermain sangat baik. saya berharap suatu saat saya juga akan bangga memiliki pemerintahan yang bersih. atau suatu saat saya akan bangga hidup di negara yang orang miskinnya terpelihara dengan baik. atau suatu saat saya akan bangga menjadi bagian dari negara yang tidak terpecah belah. dan suatu saat saya akan bangga karena mahasiswa di negara saya tidak berkelahi dengan sesamanya. yah, cukuplah hari ini saya bersyukur karena masih bisa bangga terhadap Timnas dulu.
terakhir, saya hanya ingin mengirimkan doa untuk supporter yang meninggal semalam. saya hanya bisa berharap mereka diterima di pangkuan Tuhan yang Maha Baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar